Monday, February 16, 2015

Perubahan Psikologi Kehamilan

Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Sebagai seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan- perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan- pertanyaan.

1. TRIMESTER I
a. Dampak meningkatnya hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh ibu menyebabkan timbulnya:: mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Perasaan yang sering dialami ibu:

  • Kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
  • Terbuka atau diam-diam
  • Perasaan ambivalent terhadap kehamilannya
  • Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak menginginkan kehamilan, 
  • Perasaan gembira
  • Ada perasaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu
  • Menerima atau menolak perubahan fisik.
b. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda- tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Banyak ibu yang merahasiakan kehamilan awal, karena masih merasa belum yakin dengan kehamilannya.
c. Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama masa hamil. Kekhawatiran pertama timbul pada trimester ini, dan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran.
d.   Beberapa wanita mengalami gairah seks yang lebih tinggi, kebanyakan wanita juga mengalami penurunan libido selama periode ini. Kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami sangat diperlukan. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa hubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.
e.   Dari sisi pria, biasanya pria merasa bangga ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi seorang ayah disebabkan karena kemampuan dirinya untuk mempunyai keturunan, disamping itu ada  keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan menjadi pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang mulai hamil, ada pula yang  menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Disamping itu ada juga pria yang hasrat seksualnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang diperlihatkannya, seorang ayah dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.

2. TRIMESTER II
a.   Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi dan rasa tidak nyaman sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sabagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih membangun. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
b.   Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase :

  • prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu), 
  • postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu). 
Akhir dari trimester pertama dan selama prequickening dalam trimester kedua, wanita tersebut akan melengkapi dan mengevaluasi segala aspek yang menghubungkannya dengan ibunya sendiri. semua masalah pribadi yang telah atau yang sedang terjadi dianalisis. Dengan pengujian ini mendatangkan pengertian dan kriteria penerimaan oleh ibunya yang ia hargai dan hormati.

3. TRIMESTER III
a.   Trimester ketiga sering kali disebut periode penantian. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang- kadang ibu merasa khawatir kalau bayinya lahir tidak sesuai dengan perkiraan kelahiran. Ini menyebabkan ibu meningkatakan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau- kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
b.   Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image, merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenagi kondisinya, 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya, adanya perasaan tidak nyaman, sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan, menyibukkan diri dalam persiapan mengahadapi persalinan. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
c.  Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bagi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bagi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya (apakah laki- laki atau perempuan) dan akan mirip siapa.

0 comments:

Post a Comment