A. FAKTOR FISIK
1. Status Kesehatan
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan
dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil.- Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah; Hiperemesis gravidarum, preeklampsia/eklampsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum dll.
- Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Seperti penyakit atau kelainan alat kandungan; varises vulva, edema vulva, hematoma vulva, peradangan, penyakit kardiovaskular, penyakit darah, penyakit saluran nafas, penyakit hepar, penyakit ginjal, penyakit endokrin, dll.
No
|
KEBIASAAN
|
Bermanfaat
|
Netral
|
Tdk jelas
|
Berbahaya
|
1.
|
Menghindari
makan telur dan ikan laut
|
√
|
|||
2.
|
Menghindari
makan makanan sisa kemarin
|
√
|
|||
3.
|
Duduk dengan
kaki bersila
|
√
|
|||
4.
|
Minum
jamu-jamuan untuk mengontrol perdarahan,mengobati dan mencegah demam dan kondisi
lainnya
|
√
|
|||
5.
|
Memasukkan
ramuan tradisional ke dalam vagina
|
√
|
Dan jika seorang wanita yang
sedang hamil pernah sebelumnya menderita suatu penyakit seperti Hepatitis,
Infeksi kandung kemih, penyakit ginjal, TBC dan lain-lain, maka bidan perlu
mengkaji kembali kondisi wanita tersebut untuk mengetahui apakah ia masih
menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Hal ini sangat
penting karena beberapa penyakit yang dibawa ibu dapat berdampak pada bayi yang
dikandungnya seperti sifilis atau toksoplasmosis yang dapat menyebabkan cacat bawaan.Kondisi kesehatan sangat
penting dalam kehamilan, baik kondisi kesehatan sebelum atau selama kehamilan.
Kehamilan dapat lebih berbahaya lagi jika wanita tersebut sedang sakit. Jika
seorang wanita hamil memiliki status kesehatan yang tidak baik atau sedang
menderita suatu penyakit maka ia perlu mendapatkan pertolongan medis untuk
merencanakan apa saja yang diperlukan dan memutuskan tempat yang aman untuk
proses persalinan.
2. Status Gizi
Apabila wanita hamil memiliki
status gizi kurang selama kehamilannya maka ia berisiko memiliki bayi dengan
kondisi kesehatan yang buruk. Dan wanita dengan status gizi baik akan
melahirkan bayi yang sehat. Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki
kategori risiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi
baru lahir, cacat dan Berat Lahir Rendah. Selain itu umumnya pada ibu dengan
status gizi kurang tersebut dapat terjadi 2 komplikasi yang cukup berat selama
kehamilan yaitu anemia (kekurangan sel darah merah) dan pre
eklampsia/eklampsia.
Untuk menilai status gizi pada
ibu hamil umumnya dilakukan pada awal asuhan prenatal, diikuti tindak lanjut
yang berkesinambungan selama masa
kehamilan. Pengkajian yang dilakukan
untuk menilai status gizi ibu dapat dilakukan melalui wawancara meliputi
kebiasaan atau pola makan, asupan makanan yang dikonsumsi, masalah yang
berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi termasuk adanya pantangan terhadap
makanan tertentu atau menginginkan makanan tertentu. Pengkajian status gizi ini
dapat pula dilakukan melalui pemeriksaan fisik yaitu penimbangan berat badan
untuk mengetahui peningkatan berat badan selama kehamilan, uji laboratorium
seperti menentukan Haemoglobin dan hematokrit karena biasanya data laboratorium
ini dapat memeberikan informasi dasar yang vital untu k mengkaji status gizi ibu pada awal
kehamilan dan memantau status gizinya selama kehamian.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar;
a.
Asam folat
Pemakaian asam folat
pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan risiko kerusakan otak, kelainan
neural, spina bifida dan anensefalus. Minimal pemberian suplemen asam folat
dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama
kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 500 mikrogram,
atau 0,5-0,8 mg.
b.
Energi
Kebutuhan energi ibu
hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c.
Protein
Pembentukan jaringan
baru dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram, dalam 6
bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu
hamil.
d.
Zat besi
Pemberian suplemen
tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk membangun cadangan
besi, sintesa sel darah merah,dan sintesa darah otot. Minimal ibu hamil
mengkonsumsi 90 tablet zat besi selama kehamilan.
e.
Kalsium
Untuk pembentukan
tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 400mg sehari.
f.
Pemberian suplemen
vitamin D terutama pada kelompok yang berisiko penyakit seksual (IMS).
g.
Pemberian yodium pada
daerah dengan endemik kretinisme.
Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah:
a. Kenaikan berat badan
trimester I lebih kurang 1 kg. Kenaikan berat badan ini hampir seluruhnya
merupakan kenaikan berat badan ibu.
b.
Kenaikan berat badan
trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg/mg. Sebesar 60% kenaikan berat badan ini
dikarenakan pertumbuhan jaringan pada ibu.
c.
Kenaikan berat badan
trimester III adalah 6 kg atau 0,5 kg/mg. Sekitar 60% kenaikan berat badan ini
karena pertumbuhan jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.
3. Gaya Hidup
a.
Perokok, mengkonsumsi obat-obatan, alkohol
Rokok,
minuman beralkohol dan obat-obatan adalah hal yang sangat berbahaya bagi ibu
dan bayinya. Semua benda tersebut dapat terserap dalam darah ibu kemudian
terserap dalam darah bayi melalui system sirkulasi plasenta selama kehamilan.
Sangat
dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I untuk menghindari rokok,
minuman beralkohol dan obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh dokter atau
bidan.
Jika wanita
hamil merokok selama kehamilan maka ia sudah terpapar tiga zat yang dapat
memebahayakan janinnya yaitu karbon monoksida,sianida dan nikotin. Karbon
monoksida yang bercampur dengan haemoglobin dalam darah dapat mengakibatkan
jumlah oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang. Sianida adalah zat beracun,
dan jika bercampur dengan makanan bias mengurangi jumlah gizi bagi janin. Untuk mlepaskan sianida, tubuh membutuhkan
banyak vitamin B-12. Nikotin mengurangi gerakan pernafasan fetus dan juga
menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pad plasenta dan tali pusat sehingga
mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin. Kekurangan oksigen dan nutrisi
inilah yang menyebabkan cacat, Apnea (lumpuhnya pernafasan), BBLR sampai kematian
pada bayi. Wanita perokok juga dapat mengalami komplikasi kehamilan seperti
perdarahan pervaginam, keguguran, tertanamnya plasenta pada tempat yang tidak
normal, pecah ketuban dini persalinan premature.
Disamping
itu, rokok bukan hanya berbahaya bagi ibu hamil yang merokok aktif. Ibu hamil
yang merupakan perokok pasif juga dapat membahyakan kehamilannya. Sehingga
dianjurkan pada ibu hamil menjauhi ruangan atau lingkungan yang dipenuhi asap
rokok.
Bila
seorang wanita merupakan peminum berat terutama saat hamil (5-6 gelas sehari),
maka besar kemungkinan akan mengalami yang disebut Sindrom Alkohol pada janin
(FAS). Dimana bayi lahir dengan mental terbelakang dan kelainan bentuk tubuh
(terutama pada kepala, wajah, tangan dan kaki, jantung dan susunan saraf pusat).
Bayi semacm ini bias mengalami kesulitan pernafasan, control suhu tubuh yang
buruk, daya tahan tubuh melawan infeksi rendah dan kurangnya nafsu makan.
Wanita hamil yang mengkonsumsi alcohol juga tidak dapat makan dengan baik
sehingga dapat beresiko mengalami keguguran, lahir premature atau lahir
mati. Sampai saat ini memang tidak ada
batas aman alcohol bagi kandungan, jadi dianjurkan bagi ibu hamil sebaiknya
menghindari alcohol selama kehamilan. Bila tidak memungkinkan cukupkan 2 atau 3
gelas seminggu dan diimbangi dengan makanan yang sehat.
Jika wanita
hamil pernah atau masih menggunakan obat-obat bius seperti opium, heroin,
kokain, jenis obat tidur atau penenang dan berbagai obat-obtan yang dijual
bebas tanpa melalui resep dokter dengan dosis yang berlebihan dapat
membahayakan kehamilannya. Bayi yang dilahirkan wanita pengguna obat-obatan
dapat menunjukkan gejala kecanduan obat bius dan sangat menderita setelah
kelahirannya atau bayi dapat lahir mati atau cacat. Obat-obat yang dibeli bebas tanpa rekomendasi dari
dokter atau petugas kesehatan lainnya seperti aspirin yang dipakai untuk
penyembuhan terhadap penyakit juga memberi efek samping yang berbahaya terhadap janin. Efek samping obt-obatan pada
ibu hamil tergantung dari factor genetic,keturunan dan lingkungan. Paling
sering ditemukan adalah tercadinya cacat bada janin akibat konsumsi obat-obatan
tersebut.
b.
Terpapar zat kimia berbahaya
Diketahui
bahwa beberapa zat cukup berbahaya bagi wanita hamil. Zat tersebut sering
berkaitan dengan kerusakan pada janin. Golongan zat tersebut antara lain zat fisik misalnya radiasi,vibrasi, pana dan
kebisingan. Zat kimia seperti toluene (
bahan perekat) dan timah. Untuk itu ibu hamil perlu melindungi dirinya dan
bayinya dari zat berbahaya dengan menghindari lingkungan kerja yang terpapar
polusi ataupun tidak menggunakan bahan kimiawi berbahaya dirumah
c.
Hamil diluar nikah dan kehamilan yang
tidak diharapkan
Dibeberapa
golongan masyarakat ada orang-oarang yang tidak menghargai ibu-ibu yang tidak
bersuami atau hamil diluar nikah. Sehingga akan mempengaruhi kejiwaan ibu
tersebut selama kehamilan dan menyebabkan ibu tidk mengharapkan kehadiran
bayinya dan menolak kehamilannya.
Pada
kehamilan yang tidak diharapkan dengan berbagai alasan dapat menimbulkan berbagai masalah
klinis yang dapat memberatkan kehamilan. Misalnya “morning sickness” berlebihan
yang dapat menjadi hiperemisis gravidarum yang memerlukan perawatan khusus
hingga melahirkan bayi BBLR. Selain itu usaha untuk menggugurkan kandungannya
akan membahayakan diri dan dpt menyebabkan infeksi, cacat yang akhirnya justru
akan menjadi beban keluarga.
Sebagai
seorang bidan harus percaya bahwa ibu dan anak berhak mendapat perhatian dan
dihormati siapapun juga. Bahkan mereka yang termasuk dalam kondisi seperti ini
harus lebih banyak memerlukan hak-hak tersebut. Seorang bidan tidak berhak
menyalahkan atau menghakimi kondisi tersebut atau membuat wanita tersebut
merasa bersalah dan malu. Sebaliknya bidan dapat memberikan dukungan, motivasi
dan perhatian atas kehamilannya sehingga keselamatan ibu dan bayinya dapat terjamin.
B. FAKTOR PSIKOLOGIS
1.
Stessor
Internal & External
Faktor
psikologis yang berpengaruh dalam kehamilan dapat berasal dari dalam diri ibu
hamil (internal) dan dapat juga berasal dari faktor luar diri ibu hamil. Faktor psikologis yang
mempengaruhi kehamilan berasal dari dalam diri ibu dapat berupa latar belakang
kepribadian ibu dan pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Ibu
hamil yang memiliki kepribadian immature (kurang matang) biasanya dijumpai pada
calon ibu dengan usia yang masih sangat muda, introvert (tidak mau berbagi
dengan orang lain) atau tidak seimbang antara prilaku dan perasaannya,
cenderung menunjukkan emosi yang tidak stabil dalam menghadapi kehamilannya
dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki kepribadian yang mantap dan dewasa.
Ibu hamil dengan kepribadian seperti ini biasanya menunjukkan kecemasan dan
ketakutan yang berlebihan terhadap
dirinya dan bayi yang dikandungnya selama kehamilan. Sehingga ibu tersebut
lebih mudah mengalami depresi selama kehamilannya. Ia merasa kehamilannya
merupakan beban yang sangat berat dan tidak menyenangkan.
Demikian
pula dengan pengaruh perubahan hormone yang berlangsung selama kehamilan juga
berperan dalam perubahan emosi, membuat perasaan jadi tidak menentu, kosentrasi
berkurang dan sering pusing. Hal ini menyebabkan ibu merasa tidak nyaman selama
kehamilan dan memicu timbulnya stess yang ditandai ibu sering murung.
Sedangkan
faktor psikologis yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa pengalaman ibu
misalnya ibu mengalami masa anak-anak yang bahagia dan mendapatkan cukup cinta
kasih,berasal dari keluarga yang bahagia sehingga mempunyai anak dianggap
sesuatu yang diinginkan dan menyenangkan maka ia pun akan terdorong secara psikologis
untuk mampu memberikan kasih sayang kepada anaknya. Selain itu pengalaman ibu
yang buruk tentang proses kehamilan atau persalinan yang meninggalkan trauma
berat bagi ibu dapat juga menimbulkan gangguan emosi yang mempengaruhi
kehamilannya.
Gangguan
emosi baik berupa stess atau depresi yang dialami pada trimester pertama kehamilan akan
berpengaruh pada janin, karena pada saat itu janin sedang dalam masa
pembentukan. Akan mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau BBLR.
Bukan
hanya itu, pada pertumbuhan anaknya nanti anak dapat mengalami kesulitan
belajar, sering ketakutan bahkan tidak jarang hiperaktif karena bila dalam
kehamilan ibu merasa gelisah maka terjadi perubahan neorotransmiter diotaknya
dan mempengaruhi sisitem neorotransmiter janin melalui plasenta. Selain itu
dapt meningkatkan produksi neural adrenalin,serotonin dan gotamin yang bias
masuk ke peredaran darah janin sehingga mempengaruhi system sarafnya.
Untuk
itu dalam membeikan asuhan antenatal, bidan harus mampu memberikan pendidikan parent
education sejak kehamilan trimester I sehingga orang tua mendapat banyak
pengetahuan terutama tentang perubahan
yang tejadi selama kehamilan dan diharapkan bias beradaptasi pda
perubahan-perubahan psikologis tersebut.
2.
Dukungan
Keluarga
Ibu
merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga
perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi pasangan baru, kehamilan
merupakan kondisi dari masa anak menjadi orang tua sehingga kehamilan dianggap
suati krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh stress dan
kecemasan. Jika krisis tersebut tidak dapat dipecahkan maka mengkibatkan
timbulnya tingkah laku maladatif dalam anggota keluarga dan kemungkinan trjadi
perpecahan antara anggota keluarga. Kemampuan untuk memecahkan krisis dengan
sukes adalah kekuatan bagi keluarga
untuk menciptakan hubungan yang baik. Tugas keluarga yang saling melengkapi
sehingga dapat menghindari konflik yang diakibatkan oleh kehamilan dapat
ditempuh dengan jalan :
a. Merencanakan
dan memepersiapkan kehadiran anak
b. Mengumpulkan
dan memberikan informasi bagaimana merawat dan menjadi ibu atau ayah bagi bayi
Sedangkan
dukungan keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan dapat berjalan lancar
antara lain :
a. Memberikan
dukungan pada ibu untuk menerima kehamilannya
b. Memberi
dukungan pada ibu untuk menerima dan memepersiapkan peran sebagai ibu
c. Memberi
dukungan pada ibu untuk menghilangkan ras takut dan cemas terhadap persalinan
d. Memberi
dukungan pada ibu utuk menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan anak yang
dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan persalinan yang baik
e. Menyiapkan
keluarga lainnya untuk menerima
kehadiran anggota keluarga baru.
3.
Dukungan
Suami
Orang
yang paling penting bagi seorang waita hamil adalah suaminya. Banyak bukti yang
ditunjukan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama
kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih mudah
melakukan penyesuaian diri selama kehmilan dan sedikit resiko komplikasi persalinan.
Hal ini diykini karena ada dua kebutuhan utama yang ditunjukan wanita selama
hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai serta kebutuhan
akan penerimaan pasangannya terhadap anaknya.
Ada
empat jenis dukungan yang dapat diberikan suami sebagai calon ayah bagi anaknya
antar lain :
a. Dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya
memberi dukungan secara psikologis kepada istrinya dengan menunjukkan
kepedulian dan perhatian kepada kehamilannya serta peka terhadap kebutuhan dan
perubahan emosi ibu hamil.
b. Dukungan instrumental yaitu dukungan suami
yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan fisik ibu hamil dengan bantuan keluarga
lainnya.
c. Dukungan informasi yaitu dukungan suami
dalm memberikan informasi yang diperolehnya mengenai kehamilan.
d. Dukungan penilaian yaitu memberikan
keputusan yang tepat untuk perawatan kehamilan istrinya.
C. FAKTOR LINGKUNGAN
Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa
alasan antara lain karena kemiskinan, kurangnya pelayanan medik, kurang
pendidikan dan pengetahuan, termasuk
pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang merugikan atau
membahayakan.
Seorang bidan biasanya mencoba bekerja memberikan
asuhan kepada ibu hamil secara pribadi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya.
Namun seringkali masalah-masalah tersebut merupakan masalah yang terdapat pada
masyarakat yang tidak mudah dipecahkan. Sehingga bidan perlu melibatkan keluarga dan masyarakat agar memperhatikan
kebutuhan dan kesehamatan ibu hamil.
1.
Kebiasaan adat istiadat
Bidan harus
dapat mengkaji apakah ibu hamil menganut
atau mempunyai kepercayaan atau adat kebiasaan tabu setempat yang berpengaruh
terhadap kehamilan. Kemudian menilai apakah hal tersebut bermanfaat, netral
(tidak berpengaruh pada keamanan atau kesehatan), tidak jelas (efek tidak
diketahui/tidak dipahami) atau membahayakan. Terutama bila faktor budaya
tersebut dapat menghambat pemberian asuhan yng optimal bgi ibu hamil. Bidan
harus mampu mencari jalan untuk menolongnya atau meyakinkan ibu untuk merubah
kebiasaannya dengan memberikan penjelasan yang benar. Tentu saja hal ini
memerlukan dukungan dari berbagai pihak yang berperan dalam keluarga dan
masyarakat.
2.
Fasilitas kesehatan
Fasilitas
kesehatan berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan kesehatan untuk
memeriksakan kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan dengan aman. Tersedianya
fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah terjangkau akan
memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan kehmilannya dan
untuk mendapatkan penanganan dalam keadaan darurat. Bidan dapat memeberikan
imformasi atau petunjuk kepada ibu dan kluarga tntang pemanfaatan sarana
keshatan seperti rumah bersalin, polindes, PKM dan fasilitas kesehatan lainnya
yang sangat penting dan aman bagi kehamilan dan persalinannya.
3.
Sosial Ekonomi
Keadaan
ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain makanan sehat, bahan
persiapan kelahiran,obat-obatan, tenaga kesehatan dan transportasi/sarana
angkutan
Masalah
keuangan sering timbul didalam kehidupan keluarga. Memang dalam hal ini bidan
tidak bertanggung jawab atas pemecahan masalah keluarg tetapi hendaknya
menunjukan impatinya serta mencoba memberikan pemahaman akan manfaat financial
yang tersedia untuk kepentingan ibu dan bayi. Sehingga bidan harus dapat memeperoleh
informasi mengenai kondisi ekonomi klien apakah ibu dan keluarga tidak
mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya semala kehamilan.
0 comments:
Post a Comment