Monday, February 16, 2015

Faktor yang Memengaruhi Kehamilan

A. FAKTOR FISIK
1. Status Kesehatan
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil.


  • Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah; Hiperemesis gravidarum, preeklampsia/eklampsia, kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan antepartum dll.
  • Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Seperti penyakit atau kelainan alat kandungan; varises vulva, edema vulva, hematoma vulva, peradangan, penyakit kardiovaskular, penyakit darah, penyakit saluran nafas, penyakit hepar, penyakit ginjal, penyakit endokrin, dll.
No
KEBIASAAN
  Bermanfaat
Netral
Tdk jelas
Berbahaya
1.
Menghindari makan telur dan ikan laut



2.
Menghindari makan makanan sisa kemarin



3.
Duduk dengan kaki bersila



4.
Minum jamu-jamuan untuk mengontrol perdarahan,mengobati dan mencegah demam dan kondisi lainnya



5.
Memasukkan ramuan tradisional ke dalam vagina



Dan jika seorang wanita yang sedang hamil pernah sebelumnya menderita suatu penyakit seperti Hepatitis, Infeksi kandung kemih, penyakit ginjal, TBC dan lain-lain, maka bidan perlu mengkaji kembali kondisi wanita tersebut untuk mengetahui apakah ia masih menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit tersebut. Hal ini sangat penting karena beberapa penyakit yang dibawa ibu dapat berdampak pada bayi yang dikandungnya seperti sifilis atau toksoplasmosis yang dapat menyebabkan cacat bawaan.Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi kesehatan sebelum atau selama kehamilan. Kehamilan dapat lebih berbahaya lagi jika wanita tersebut sedang sakit. Jika seorang wanita hamil memiliki status kesehatan yang tidak baik atau sedang menderita suatu penyakit maka ia perlu mendapatkan pertolongan medis untuk merencanakan apa saja yang diperlukan dan memutuskan tempat yang aman untuk proses persalinan.

2. Status Gizi
Apabila wanita hamil memiliki status gizi kurang selama kehamilannya maka ia berisiko memiliki bayi dengan kondisi kesehatan yang buruk. Dan wanita dengan status gizi baik akan melahirkan bayi yang sehat. Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori risiko tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat dan Berat Lahir Rendah. Selain itu umumnya pada ibu dengan status gizi kurang tersebut dapat terjadi 2 komplikasi yang cukup berat selama kehamilan yaitu anemia (kekurangan sel darah merah) dan pre eklampsia/eklampsia.
Untuk menilai status gizi pada ibu hamil umumnya dilakukan pada awal asuhan prenatal, diikuti tindak lanjut yang berkesinambungan  selama masa kehamilan.  Pengkajian yang dilakukan untuk menilai status gizi ibu dapat dilakukan melalui wawancara meliputi kebiasaan atau pola makan, asupan makanan yang dikonsumsi, masalah yang berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi termasuk adanya pantangan terhadap makanan tertentu atau menginginkan makanan tertentu. Pengkajian status gizi ini dapat pula dilakukan melalui pemeriksaan fisik yaitu penimbangan berat badan untuk mengetahui peningkatan berat badan selama kehamilan, uji laboratorium seperti menentukan Haemoglobin dan hematokrit karena biasanya data laboratorium ini dapat memeberikan informasi dasar yang vital  untu k mengkaji status gizi ibu pada awal kehamilan dan memantau status gizinya selama kehamian.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar;
a.             Asam folat
Pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan risiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensefalus. Minimal pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 500 mikrogram, atau 0,5-0,8 mg.
b.             Energi
Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin  dan perubahan pada tubuh ibu.
c.             Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram, dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
d.             Zat besi
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah,dan sintesa darah otot. Minimal ibu hamil mengkonsumsi 90 tablet zat besi selama kehamilan.
e.             Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 400mg sehari.
f.             Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok yang berisiko penyakit seksual (IMS).
g.             Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme.

Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah:
a.      Kenaikan berat badan trimester I lebih kurang 1 kg. Kenaikan berat badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
b.             Kenaikan berat badan trimester II adalah 3 kg atau 0,3 kg/mg. Sebesar 60% kenaikan berat badan ini dikarenakan pertumbuhan jaringan pada ibu.
c.             Kenaikan berat badan trimester III adalah 6 kg atau 0,5 kg/mg. Sekitar 60% kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin. Timbunan lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.

3. Gaya Hidup
a.      Perokok, mengkonsumsi obat-obatan, alkohol
Rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan adalah hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya. Semua benda tersebut dapat terserap dalam darah ibu kemudian terserap dalam darah bayi melalui system sirkulasi plasenta selama kehamilan.
Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I untuk menghindari rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan yang tidak dianjurkan oleh dokter atau bidan.
Jika wanita hamil merokok selama kehamilan maka ia sudah terpapar tiga zat yang dapat memebahayakan janinnya yaitu karbon monoksida,sianida dan nikotin. Karbon monoksida yang bercampur dengan haemoglobin dalam darah dapat mengakibatkan jumlah oksigen yang tersedia bagi bayi berkurang. Sianida adalah zat beracun, dan jika bercampur dengan makanan bias mengurangi jumlah gizi bagi janin.  Untuk mlepaskan sianida, tubuh membutuhkan banyak vitamin B-12. Nikotin mengurangi gerakan pernafasan fetus dan juga menyebabkan kontraksi pembuluh arteri pad plasenta dan tali pusat sehingga mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke janin. Kekurangan oksigen dan nutrisi inilah yang menyebabkan cacat, Apnea (lumpuhnya pernafasan), BBLR sampai kematian pada bayi. Wanita perokok juga dapat mengalami komplikasi kehamilan seperti perdarahan pervaginam, keguguran, tertanamnya plasenta pada tempat yang tidak normal, pecah ketuban dini persalinan premature.
Disamping itu, rokok bukan hanya berbahaya bagi ibu hamil yang merokok aktif. Ibu hamil yang merupakan perokok pasif juga dapat membahyakan kehamilannya. Sehingga dianjurkan pada ibu hamil menjauhi ruangan atau lingkungan yang dipenuhi asap rokok.
Bila seorang wanita merupakan peminum berat terutama saat hamil (5-6 gelas sehari), maka besar kemungkinan akan mengalami yang disebut Sindrom Alkohol pada janin (FAS). Dimana bayi lahir dengan mental terbelakang dan kelainan bentuk tubuh (terutama pada kepala, wajah, tangan dan kaki, jantung dan susunan saraf pusat). Bayi semacm ini bias mengalami kesulitan pernafasan, control suhu tubuh yang buruk, daya tahan tubuh melawan infeksi rendah dan kurangnya nafsu makan. Wanita hamil yang mengkonsumsi alcohol juga tidak dapat makan dengan baik sehingga dapat beresiko mengalami keguguran, lahir premature atau lahir mati.  Sampai saat ini memang tidak ada batas aman alcohol bagi kandungan, jadi dianjurkan bagi ibu hamil sebaiknya menghindari alcohol selama kehamilan. Bila tidak memungkinkan cukupkan 2 atau 3 gelas seminggu dan diimbangi dengan makanan yang sehat.
Jika wanita hamil pernah atau masih menggunakan obat-obat bius seperti opium, heroin, kokain, jenis obat tidur atau penenang dan berbagai obat-obtan yang dijual bebas tanpa melalui resep dokter dengan dosis yang berlebihan dapat membahayakan kehamilannya. Bayi yang dilahirkan wanita pengguna obat-obatan dapat menunjukkan gejala kecanduan obat bius dan sangat menderita setelah kelahirannya atau bayi dapat lahir mati atau cacat. Obat-obat  yang dibeli bebas tanpa rekomendasi dari dokter atau petugas kesehatan lainnya seperti aspirin yang dipakai untuk penyembuhan terhadap penyakit juga memberi efek samping yang berbahaya  terhadap janin. Efek samping obt-obatan pada ibu hamil tergantung dari factor genetic,keturunan dan lingkungan. Paling sering ditemukan adalah tercadinya cacat bada janin akibat konsumsi obat-obatan tersebut.

b.      Terpapar zat kimia berbahaya
Diketahui bahwa beberapa zat cukup berbahaya bagi wanita hamil. Zat tersebut sering berkaitan dengan kerusakan pada janin. Golongan zat tersebut antara lain  zat fisik misalnya radiasi,vibrasi, pana dan kebisingan. Zat kimia seperti toluene  ( bahan perekat) dan timah. Untuk itu ibu hamil perlu melindungi dirinya dan bayinya dari zat berbahaya dengan menghindari lingkungan kerja yang terpapar polusi ataupun tidak menggunakan bahan kimiawi berbahaya dirumah

c.      Hamil diluar nikah dan kehamilan yang tidak diharapkan
Dibeberapa golongan masyarakat ada orang-oarang yang tidak menghargai ibu-ibu yang tidak bersuami atau hamil diluar nikah. Sehingga akan mempengaruhi kejiwaan ibu tersebut selama kehamilan dan menyebabkan ibu tidk mengharapkan kehadiran bayinya dan menolak kehamilannya.
Pada kehamilan yang tidak diharapkan dengan berbagai alasan dapat menimbulkan berbagai masalah klinis yang dapat memberatkan kehamilan. Misalnya “morning sickness” berlebihan yang dapat menjadi hiperemisis gravidarum yang memerlukan perawatan khusus hingga melahirkan bayi BBLR. Selain itu usaha untuk menggugurkan kandungannya akan membahayakan diri dan dpt menyebabkan infeksi, cacat yang akhirnya justru akan menjadi beban keluarga.
Sebagai seorang bidan harus percaya bahwa ibu dan anak berhak mendapat perhatian dan dihormati siapapun juga. Bahkan mereka yang termasuk dalam kondisi seperti ini harus lebih banyak memerlukan hak-hak tersebut. Seorang bidan tidak berhak menyalahkan atau menghakimi kondisi tersebut atau membuat wanita tersebut merasa bersalah dan malu. Sebaliknya bidan dapat memberikan dukungan, motivasi dan perhatian atas kehamilannya sehingga keselamatan  ibu dan bayinya dapat terjamin.

B. FAKTOR PSIKOLOGIS
1.         Stessor Internal & External
Faktor psikologis yang berpengaruh dalam kehamilan dapat berasal dari dalam diri ibu hamil (internal) dan dapat juga berasal dari faktor luar diri ibu hamil. Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan berasal dari dalam diri ibu dapat berupa latar belakang kepribadian ibu dan pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Ibu hamil yang memiliki kepribadian immature (kurang matang) biasanya dijumpai pada calon ibu dengan usia yang masih sangat muda, introvert (tidak mau berbagi dengan orang lain) atau tidak seimbang antara prilaku dan perasaannya, cenderung menunjukkan emosi yang tidak stabil dalam menghadapi kehamilannya dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki kepribadian yang mantap dan dewasa. Ibu hamil dengan kepribadian seperti ini biasanya menunjukkan kecemasan dan ketakutan  yang berlebihan terhadap dirinya dan bayi yang dikandungnya selama kehamilan. Sehingga ibu tersebut lebih mudah mengalami depresi selama kehamilannya. Ia merasa kehamilannya merupakan beban yang sangat berat dan tidak menyenangkan.
Demikian pula dengan pengaruh perubahan hormone yang berlangsung selama kehamilan juga berperan dalam perubahan emosi, membuat perasaan jadi tidak menentu, kosentrasi berkurang dan sering pusing. Hal ini menyebabkan ibu merasa tidak nyaman selama kehamilan dan memicu timbulnya stess yang ditandai ibu sering murung.
Sedangkan faktor psikologis yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa pengalaman ibu misalnya ibu mengalami masa anak-anak yang bahagia dan mendapatkan cukup cinta kasih,berasal dari keluarga yang bahagia sehingga mempunyai anak dianggap sesuatu yang diinginkan dan menyenangkan maka ia pun akan terdorong secara psikologis untuk mampu memberikan kasih sayang kepada anaknya. Selain itu pengalaman ibu yang buruk tentang proses kehamilan atau persalinan yang meninggalkan trauma berat bagi ibu dapat juga menimbulkan gangguan emosi yang mempengaruhi kehamilannya.
Gangguan emosi baik berupa stess atau depresi yang dialami  pada trimester pertama kehamilan akan berpengaruh pada janin, karena pada saat itu janin sedang dalam masa pembentukan. Akan mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau BBLR.
Bukan hanya itu, pada pertumbuhan anaknya nanti anak dapat mengalami kesulitan belajar, sering ketakutan bahkan tidak jarang hiperaktif karena bila dalam kehamilan ibu merasa gelisah maka terjadi perubahan neorotransmiter diotaknya dan mempengaruhi sisitem neorotransmiter janin melalui plasenta. Selain itu dapt meningkatkan produksi neural adrenalin,serotonin dan gotamin yang bias masuk ke peredaran darah janin sehingga mempengaruhi system sarafnya.
Untuk itu dalam membeikan asuhan antenatal, bidan harus mampu memberikan pendidikan parent education sejak kehamilan trimester I sehingga orang tua mendapat banyak pengetahuan terutama tentang  perubahan yang tejadi selama kehamilan dan diharapkan bias beradaptasi pda perubahan-perubahan psikologis tersebut.

2.         Dukungan Keluarga
Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi dari masa anak menjadi orang tua sehingga kehamilan dianggap suati krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh stress dan kecemasan. Jika krisis tersebut tidak dapat dipecahkan maka mengkibatkan timbulnya tingkah laku maladatif dalam anggota keluarga dan kemungkinan trjadi perpecahan antara anggota keluarga. Kemampuan untuk memecahkan krisis dengan sukes adalah kekuatan  bagi keluarga untuk menciptakan hubungan yang baik. Tugas keluarga yang saling melengkapi sehingga dapat menghindari konflik yang diakibatkan oleh kehamilan dapat ditempuh dengan jalan :
a.       Merencanakan dan memepersiapkan kehadiran anak
b.      Mengumpulkan dan memberikan informasi bagaimana merawat dan menjadi ibu atau ayah bagi bayi
Sedangkan dukungan keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan dapat berjalan lancar antara lain :
a.       Memberikan dukungan pada ibu untuk menerima kehamilannya
b.      Memberi dukungan pada ibu untuk menerima dan memepersiapkan peran sebagai ibu
c.    Memberi dukungan pada ibu untuk menghilangkan ras takut dan cemas terhadap persalinan
d.    Memberi dukungan pada ibu utuk menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan anak yang dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan persalinan yang baik
e.      Menyiapkan keluarga lainnya untuk  menerima kehadiran anggota keluarga baru.

3.         Dukungan Suami
Orang yang paling penting bagi seorang waita hamil adalah suaminya. Banyak bukti yang ditunjukan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama kehamilan akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih mudah melakukan penyesuaian diri selama kehmilan dan sedikit resiko komplikasi persalinan. Hal ini diykini karena ada dua kebutuhan utama yang ditunjukan wanita selama hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai serta kebutuhan akan penerimaan pasangannya terhadap anaknya.
Ada empat jenis dukungan yang dapat diberikan suami sebagai calon ayah bagi anaknya antar lain :
a.  Dukungan emosi yaitu suami sepenuhnya memberi dukungan secara psikologis kepada istrinya dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian kepada kehamilannya serta peka terhadap kebutuhan dan perubahan emosi ibu hamil.
b.  Dukungan instrumental yaitu dukungan suami yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan fisik ibu hamil dengan bantuan keluarga lainnya.
c.   Dukungan informasi yaitu dukungan suami dalm memberikan informasi yang diperolehnya mengenai kehamilan.
d.  Dukungan penilaian yaitu memberikan keputusan yang tepat untuk perawatan kehamilan istrinya.

C. FAKTOR LINGKUNGAN
Banyak alasan mengapa ibu mengalami  kesulitan untuk  menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan antara lain karena kemiskinan, kurangnya pelayanan medik, kurang pendidikan dan pengetahuan, termasuk  pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang merugikan atau membahayakan.
Seorang bidan biasanya mencoba bekerja memberikan asuhan kepada ibu hamil secara pribadi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Namun seringkali masalah-masalah tersebut merupakan masalah yang terdapat pada masyarakat yang tidak mudah dipecahkan. Sehingga bidan perlu melibatkan  keluarga dan masyarakat agar memperhatikan kebutuhan dan kesehamatan ibu hamil.

1.      Kebiasaan adat istiadat
Bidan harus dapat mengkaji apakah ibu hamil  menganut atau mempunyai kepercayaan atau adat kebiasaan tabu setempat yang berpengaruh terhadap kehamilan. Kemudian menilai apakah hal tersebut bermanfaat, netral (tidak berpengaruh pada keamanan atau kesehatan), tidak jelas (efek tidak diketahui/tidak dipahami) atau membahayakan. Terutama bila faktor budaya tersebut dapat menghambat pemberian asuhan yng optimal bgi ibu hamil. Bidan harus mampu mencari jalan untuk menolongnya atau meyakinkan ibu untuk merubah kebiasaannya dengan memberikan penjelasan yang benar. Tentu saja hal ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak yang berperan dalam keluarga dan masyarakat.
2.      Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan dengan aman. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah terjangkau akan memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan kehmilannya dan untuk mendapatkan penanganan dalam keadaan darurat. Bidan dapat memeberikan imformasi atau petunjuk kepada ibu dan kluarga tntang pemanfaatan sarana keshatan seperti rumah bersalin, polindes, PKM dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat penting dan aman bagi kehamilan dan persalinannya.

3.      Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ibu selama kehamilan antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran,obat-obatan, tenaga kesehatan dan transportasi/sarana angkutan
Masalah keuangan sering timbul didalam kehidupan keluarga. Memang dalam hal ini bidan tidak bertanggung jawab atas pemecahan masalah keluarg tetapi hendaknya menunjukan impatinya serta mencoba memberikan pemahaman akan manfaat financial yang tersedia untuk kepentingan ibu dan bayi. Sehingga bidan harus dapat memeperoleh informasi mengenai kondisi ekonomi klien apakah ibu dan keluarga tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya semala kehamilan.

0 comments:

Post a Comment