Tuesday, February 24, 2015

Gejala Virus Chikungunya Mirip dengan Rheumatoid Arthritis


Penelitian baru mengatakan virus nyamuk chikungunya menyebabkan nyeri sendi dan bengkak mirip dengan rheumatoid arthritis yang membuat diagnosis ini sulit. Yang menambah sulit peneliti lagi dalam membuat diagnosis ini bahwa hasil tes darah pasien chikungunya sama dengan pasien rheumatoid arthritis.


Pada banyak orang, infeksi chikungunya menyebabkan demam, ruam, dan nyeri sendi di tangan, kaki, lutut, leher dan siku. Demam dan ruam biasanya berlangsung hanya dalam tujuh sampai 10 hari. Tapi nyeri sendi dapat berlangsung selama 12-15 bulan pada 60% pasien. Pada pasien lain nyeri sendi dapat berlangsung selama 3 tahun, menurut para peneliti.

Penelitian ini melibatkan 10 pasien yang terinfeksi virus chikungunya. Mereka dievaluasi 7-10 minggu setelah gejala dimulai dan dibandingkan dengan orang yang menderita rheumatoid arthritis. Menurut peneliti, 8 pasien berkembang menjadi arthritis yang persisten. 

"Delapan pasien dengan arthritis-chikungunya diagnosis rheumatoid arthritis," kata penulis utama studi tersebut, Dr Jonathan Miner, dalam rilis berita universitas.

Virus chikungunya pertama kali diidentifikasi 60 tahun lalu di Afrika dan telah menyebar ke bagian lain di dunia. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, lebih dari 2.000 orang di Amerika Serikat didiagnosis dengan infeksi chikungunya pada tahun 2014. Pada tahun yang sama, CDC melaporkan 11 kasus chikungunya di Florida (yang tidak melakukan perjalanan di luar negeri) ini menunjukkan bahwa nyamuk di negara itu menyebarkan virus.

Para peneliti mencatat temuan tentang persamaan antara pasien dengan infeksi chikungunya dan rheumatoid arthritis yang menunjukkan perlunya dokter untuk mengetahui lebih rinci sejarah medis dari pasien.

"Untuk saat ini, sejarah perjalanan baik pasien adalah salah satu alat diagnostik terbaik untuk dokter," ucap penulis senior studi Dr Wayne Yokoyama, seorang profesor kedokteran di universitas, dalam rilis berita.

"Baru-baru ini virus mulai menyebar ke Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, India atau daerah lain sehingga harus meningkatkan kecurigaan terhadap infeksi virus chikungunya. Selain itu, penyakit ini biasanya dimulai dengan demam tinggi dan terjadi nyeri sendi hebat yang mendadak, yang biasanya tidak terlihat dengan rheumatoid arthritis, "jelasnya.

SUMBER: Washington University School of Medicine, siaran pers, 29 Januari 2015

0 comments:

Post a Comment