Thursday, July 7, 2011

Askeb II (Persalinan)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan ibu bersalin harus diberikan secara tepat dan benar
Asuhan yang diberikan adalah : - Mempersiapkan keadaan fisik dalam
menghadapi persalinan.
- Istirahat cukup dan makanan bergizi
Selain itu keadaan psikologi ibu pun harus dipresiapkan dengan memberi
penjelasan tentang gambaran proses persalinan sehingga pada ibu tidak takut
dalam menghadapi persalinan.
Oleh karena itu, maka penulis ingin mempelajari lebihdalam menegemen asuhan
kebidanan pada ibu bersalin normal.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan
management kebidanan yang tepat pada ibu bersalin normal.
1.2.2 Tujuan Khusus
- Mampu menguraikan konsep dasar dan managemen kebidanan pada ibu bersalin
- Mampu mengidentifikasi masalah, diagnosa, kebutuhan
- Mampu mengantisipasi masalah potensial dan diagnosa lain
- Mampu membuat perencanaan tindakan dan melaksanakannya
- Mampu mengevaluasi hasil
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Tenaga Kesehatan
1Menambah pengetahuan tenaga kesehatan tentang asuhan kebidanan
persalinan
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumen untuk perbandingan penelitian selanjutnya
1.3.3 Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai askeb ibu bersalin serta
sebagai penerapan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Persalinan adalah : Serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan/ hampir cukup
bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput
janin dari tubuh ibu (obstetri fisiologi Unpad Bandung)
Partus adalah : Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar
(Ilmu kebidanan, hanifa wiknjosastro)
Persalinan adalah : Proses membuka dan menipisnya servik dan janin turun
ke jalan lahir.
Kelahiran adalah : Proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah :
Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal &
neonatal).
Persalinan adalah : Proses pengeluaranhasil konsepsi (janin dan uteri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan
melalui jalanlahir/ melalui jalan lain dengan bantuan
/tanpa bantuan (dengan kekuatan sendiri) (Ilmu
kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk
pendidikan bidan, prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SPOG).

Persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu :
1. Kala I : Dimulai saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm)
proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) servik membuka s/d 3 cm
fase aktif (7jam) servik membuka dari 3 cm – 10 cm.
2. Kala II : Dimuali dari pembukaan lengkap 910 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III : Dimuali segera setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta,
yagn berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV : Dimulai dari saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post
partum.

2.2 Etiologi/ Penyebab
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan:
1. Teori keregangan otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu, setelah
melewati batas terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

2. Teori penurunan progesteron
Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitosin, akibatnya otot rahim mulai bekontraksi

3. Teori oksitosin internal
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi 3rexton hicks,
menurunnya konsentrasi akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat
meningkakan aktivitas.

4. Teori prostagiandin
Konsistensi prostagandin tinggi sebelum melahirkan/ selama persalinan,
prestasglandin menimbulkan kontraksi uterus.
Dengan berbagai tindakan, persalinan dapat pula dimulai misalnya merangsang
fleksur trankennauser dengan memasukkan beberapa gagang laminaria dalam
kanalis serukalis, pemecahan ketuban, penyuntikan oksitosin, pemakaian
prostagiandin dan sebagainya.

2.3 Tanda dan Gejala
Permulaan terjadi persalinan
Dengan penurunan progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksikontraksi
otot rahim menyebabkan :
1. Turunnya kepala, masuk PAP, pada primigravida minggu ke – 36 dapat
menimbulkan sesak di bagian bawah, di atas simfisik pubis, sering ingin
BAK/ susah BAK karena kandung kemih tertekan kepala.
2. Perut lebih lebar karena funds uteri turun
3. Terjadi persaan sakit di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim
dan tertekannya fleksus frankenhause yagn terletak sekitar serviks.
4. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim
5. Terjadi pengeluaran lendir dimana lendir penutup servik dilepaskan.

Gejala persalinan :
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yagn semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda-tanda yaitu pengeluaran lendir yang bercampur darah.
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan servik yaitu perlunakan, pendataran dan terjadi pembukaan serviks.

Faktor penting dalam persalinan :
1. Power : His (kontraksi otot rahim), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis/ kekuatan dan ketegangan legamentum rebundum.
2. Pasanger : Janin dan placenta
3. Passage : Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang

Tanda persalinan sudah dekat :
1. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke-35 pada permigravida terjadi fundus uteri karena
kepala bayi sudah masuk PAP yang disebabkan :
- Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan
- Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatannya makin besar.
- Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
- Dibawa aktivitas makin bertambah

2. Pengeluaran lendir dan darah : Dengan his terjadi perubahan serviks yang
menimbulkan :
- Pendataran dan pembukaan
- Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kondisi servikaslis lepas
- Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

3. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi perubahan pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan. Sebagian besar ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam 24 jam.

2.4 Penatalaksanaan

Asuhan persalinan kala I
Jika seorang ibu hendak melahirkan, pengkajian awal perlu dilakukan untuk
menentukan apakah persalinan sudah waktunya, apakah kondisi ibu dan bayi
normal.
 Pengkajian awal tersebut adalah :
- Lihat tanda perdarahan, mekaneum/ baigan organ lain, tanda bekas
operasi dan warna kulit ibu kuning/ kepucatan.
- Tanya kapan tanggal perkiraan kelahiran
- Periksa TTV untuk hipertensi, dan detak jantung untuk bradi kardi
Penilaian persalinan :
1. Kemajuan persalinan
- Riwayat persalinan : Permulaan timbul kontraksi uterus,
selaput ketuban utuh/ robek perdarahan, masalah dalam kehamilan
terdahulu, terakhir makan minum lama istirahat
- Pemeriksaan abdoment : TFU, tanda bekas operasi, kontraksi
uterus dan penurunan kepala
- Pemeriksaan vagina : Pembukaan serviks, penipisan serviks,
ketuban, anggota tubuh bayi yang sudah tampak
2. Kondisi ibu
- Pengkajian kartu ANC
- Pemeriksaan umum : TTV, BB, Oedem, Kondisi puting susu,
kandung kemih, pemberian makan minum
- Pemeriksaan laboratorium : Urine (Warna, kejernihan, bau, protein)
darah (HB)
- Pemeriksaan psiko-sosial : Perubahan perilaku, tingkat energi,
dukungan.
3. Kondisi janin
- Gerakan, DJJ, letak janin, besar janin, tunggal / kembar, posisi janin,
(penurunan bagian terendah, molase), jika selaput ketuban pecah
(Periksa warna, kepekatan, jumlah cairan)
 Pemantauan
Pemantauan saat persalinan kondisi ibu dan bayi dicatata dalam partograf,
yang dipantau :
1. Kemajuan persalinan : - His (Frekuensi, lama, kekuatan) dikontrl ½
jam sekali pada aktif
- Fase penurunan bagian terendah di kontrol
setiap 4 jam)
- Pemeriksaan abdomen/ luar : penurunan
kepala dikontrol 2 jam/ 1x pada fas aktif.
Asuhan yang diberikan selama persalinan normal.
1. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga.
2. Mengatur aktivitas dan posisi sesuai keinginan ibu.
3. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara menorik nafas
panjang, tahan sebentar lalu dilepaskan sewaktu ada his
4. Menjaga perivasi ibu
5. Penjelasan tentang kemajuan persalinan
6. Menjaga kebersihan diri dengan menganjurkan ibu utuk mandi/ membasuh
sekitar kemaluan seusai BAK dan BAB.
7. Mengatasi rasa panas
8. Masase pada punggung/ mengusap perut dengan lembut
9. Pertahankan kandung kemih tetap kosong
10. sentuhan pada salah satu baigan tubuh dengan tujuan mengurangi rasa
kesendirian ibu selama persalinan.

Asuhan Persalinan Kala II
 Pemantauan
- Usaha mengedan dan palpasi kontraksi uterus setiap 10 menit
- Periksa nadi dan TD : 30 menit, keadaan dehidrasi, perubahan sikap,
tenaga ibu.
- Periksa DJJ setiap 15 menit, penurunan presentasi dan perubahan posisi,
warna cairan, bila sudah keluar.
Asuhan kebidanan yang diberikan selama persalinan normal
1. Memberi dukungan pada ibu
2. Menjaga kebersihan diri agar terhindar dari infeksi
3. Mengipasi, masase untuk menambah kenyamanan
4. Memberi dukungan mental dan jaga perivasi ibu, penjelasan proses
pesalinan, perosedurnya
5. Mengatur posisi senyaman ibu
6. Menjaga kandung kemih tetap kosong
7. Memberi cukup minum untuk menambah tenaga, cegah dehidrasi
8. Memimpin mengedan selama his, anjurkan ibu untuk mengambil nafas.
9. Minta ibu bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan lahir untuk
menjaga robekan.
10. Pemeriksaan DJJ setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak
mengalami bradikardi
11. Melahirkan bayi
· Menolong kelahiran kepala
- Letakkan satu tangan ke kepala agar defleksi tidak terlalu cepat
- Menahan perineum dengan satu tangan lainnya bila diperlukan
- Mengusap muka bayi untuk membersihkan dari kotoran lendir/
darah.
· Periksa tali pusat
- Bila lilitan tali pusat terlalu ketat, diklem pada 2 tempat kemudian
digunting diantara kedua klem sambil melindungi leher bayi
· Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
- Tempatkan ke dua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
- Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
dan lakukan tarikan ke atas untuk bahu belakang
- Selipkan 1 tangan kebahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung
untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya.
- Pegang erat bayi jangan sampai jatuh.
12. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh.
Letakkan pada perut ibu dan berikan bayi untuk menetek
13. Merangsang bayi dengan melakukan pengeringan dan pengusapan bagian
punggung/ menepuk telapak kaki bayi.
Kala II berjalan baik jika ada kemajuan penurunan kepala
Kondisi kegawat daruratan pada kala II seperti eklamsia, gawat daruratan
bayi, penurunan kepala terhenti dan kelelahan ibu.

Asuhan persalinan Kala III
Menagemen aktif kala III mempercepat kelahiran placenta dan mencegah
perdarahan post partum
 Pengkajian awal
- Palpasi uterus untuk menentukan ada bayi kedua/ tidak
- Menilai apakah BBL dalam keadaan stabil
Diagnosa :
- Kehamilan dengan janin normal tunggal : persalinan normal spontan
melalui vagina pada bayi tunggal, cukup bulan
- Bayi normal : tidak ada tanda kesulitan pernafasan, Apgar Score, TTU
stabil BB > 2,5 kg
- Bayi dengan penyulit 33 (-), asfiksia, Apgar rendah, cacat lahir pada kaki.
 Manajemen aktif kala III persalinan :
- Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin untuk memulai pelepasan
placenta
- Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang
mempercepat pelepasan placenta
· Oksitosin 10 U IM dapat diberikan ketika kelahiran bahu depan bayi
jika petugas lebih dari 1 jika petugas hanya 1 orang diberikan 2 menit
setelah bayi lahir.
· Oksitosin 10 U IM dapat diulangi setelah 15 menit jika placenta
maish belum lahir
- Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
· Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat di atas simpisis, selama
kontraksi tangan mendorong corpus uteri dengan gerakan dorso
kranial ke arah belakagn dan ke arah kepala ibu.
· Tangan yang 1 memegang tali pusat dekat pembukaan vagina dan
melakukan tarikan tali pusat yang terus menerus, dalam tegangan
yang sama dengan tangan keuterus selama kontraksi
Begitu placneta terasa lepas, keluarkan dari jalan lahir dengan
menggerakan tangan / klem pada tali pusat mendekati placenta, keluarkan
placenta dengan gerakan ke bawah ke atas, lalu ke dua tangan memegang
placenta perlahan memutar searah jarum jam.
- Masase fundus untuk menimbulkan kontraksi segera setelah placenta dan
selaput lahir, hal ini dapat mengeluarkan darah dan mencegah perdarahan
PP.
Tanda pelepasan placenta fisiologi dari placenta adalah :
- Tali pusat tambah panjang
- Pancaran darah
- Bentuk uterus

Asuhan Persalinan Kala IV
 Pemantauan
Selama kala IV, ibu dipantau setiap 15 menit pada jam pertama seetlah
kelahiran placenta dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.
- Fundus : Rasakan apakah kontraksi kuat
- Placenta : Periksa kelengkapannya untuk memastikan tidak
ada sisa placenta
- Selaput ketuban : Periksa kelengkapannya
- Perineum : periksa luka robekan pada perinemum dan vagina
yang harus dijahit
- Memperkiran pengeluaran darah
- Lokhe : Jika uterus berkontraksi kuat, lokhea kemungkinan
tidak lebih dari menstruasi
- Kandung kemih : Periksa dan pastikan tidak penuh karena dapat
menghalangi uterus berkontraksi.
- Kondisi Ibu : Periksa setiap 15 menit pada jam pertama dan 30
menit pada jam ke 2 setelah persalinan
- Kondisi BBL : Apakah bayi bernafas baik, bayi kering dan hangat,
bayi siap disusu/ tidak.
Diagnosa :
Involusi normal
- Tonus – uterus tetap berkontraksi
- Posisi – fundus uteru di bawah umbilikus
- Perdarahan – tidak berlebihan
- Cairan – tidak berbau
Asuhan kebidanna kala IV
1. Ikat tali pusat
2. Pemeriksaan ibu untuk minum dan tawarkan makanan dan minuman yang
disukainya
3. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang kering dan bersih
4. Biarkan ibu beristirahat dengan posisi yang nyaman sesuai keinginan ibu
5. Memulai menyusui ibu
6. Menolong ibu kekamar mandi, pastikan ibu sudah BAK dalam 3 jam post
partum
7. Ajari ibu/ keluarga bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan
kontraksi serta tanda bahaya bagi ibu dan bayi.


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL
TERHADAP NY. ERNAWATI DI BPS. ERMAWATI
SEPUTIH BANYAK LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2006
I. Pengumpulan Data Dasar
A. Biodata
Nama : Ny. Ernawati Nama Suami : Tn. Darmanto
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat : SB V Alamat : SB V
B. Anamnesa Pada Tanggal 6 – 1 – 2006 pukul 11.00 WIB
1. Keluhan Utama
Ibu hamil anak pertama mengatakan hamil 9 bulan datang tanggal 6
Januari 2006 pukul 11.00 WIB dengan keluhan mulas pada perut bagian
bawah menjalar sampai ke pinggang sejak tanggal 6 Januari 2006 pukul
04.00 WIB. Ibu mengatakan belum keluar air-air tetapi ibu sudah
mengeluarkan lendir.
2. Tanda-tanda Persalinan
Ibu merasa mulas diperut bagian bawah sejak 6 Januari 2006 pukul 04.00
WIB dengan frekuensi 1 – 2 x tiap 10 menit, sebentar-bentar. Ibu merasa
tidak nyaman karena adanya rasa nyeri disekitar pinggang dan simfisis
serta rasa mulas pada perut.
3. Pengeluaran pervaginam
Ibu sudah mengeluarkan lendir (blood slym) dan ketuban masih utuh.
4. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 25 April 2005
TP : 2 Januari 2006
Usia kehamilan : 40 mgg
ANC teratur : TM I : teratur di bidan dengan keluhan mual
dan muntah
TM II : teratur di bidan tidak ada keluhan
TM III : teratur di bidan dengan keluhan
ibu
sering BAK
5. Riwayat Imunisasi
Ibu telah mendapat imunisasi TT1
Ibu telah mendapat imunisasi TT2
6. Pergerakan Janin
Ibu mengatakan maish merasakan gerakan janinnya
7. Riwayat Perkawinan
Usia saat menikah : 25 tahun
Lama pernikahan : 1 tahun
Pernikahan yang pertama
8. Pola Kebiasaan
- Makan dan minum : Ibu mengatakan makan 3x sehari dengan
porsi 1 piring nasi, sayur, lauk-pauk.
Ibu makan terakhir pukul 10.30 WIB
tanggal 6 – 1 2006 ibu minum 7 – 8 gelas
perhari
Ibu mengatakan tidak nafsu makan karena
perut mulas
- Eliminasi : - Ibu BAB terakhir pukul 06.00 Wib
- Ibu BAK terakhir pukul 10.15 Wib
- Istirahat : Ibu mengatakan tidak bisa tidur walaupun
mengantuk sejak merasakan mulas-mulas.
9. Prikologis
Ibu merasa senang menyambut kelahiran anaknya, tapi ibu takut
menghadapi peralinannya.
C. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos menthis
b. Status emosional : baik
c. Tanda-tanda vital
- TD : 110/80mmHg
- Pols : 78x/menit
- RR : 20x/menit
- Temp : 36,50C
- TB : 155 cm
- BB Sebelum hamil : 50 cm
- BB saat ini : 61cm
- LILA : 23,5 cm
D. Riwayat Kebidanan
1. Inspeksi
a. Kepala : Bentuk simetris
b. Rambut : Bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah dicabut
c. Muka : Simetris, tidak ada doasma gravidarum dan oedema
d. Mata : Simetris kanan kiri, conjungtiva merah muda, sklera
tidak ikterik, fungsi penglihatan baik
e. Hidung : Bersih, tidak ada polip, fungsi penciuman baik
f. Telinga : Bersih, simetris kanan kiri, tidak ada serumen,
fungsi baik.
g. Mulut : Bersih, tidak ada caries dan stomatitis, fungsi
pengecap baik.
h. Leher : Tidak ada kelenjar limfe dan pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis
i. Dada : Simetris kanan kiri, gerakan dada saat inspirasi dan
ekspirasi seirama pada auskultasi tidak terdengar whezing dan ronchi
j. Payudara : Pembesaran simetris, bersih, konsistensi baik,
puting susu menonjol, hiperpigmentasi, colostrum ada sedikit.
k. Pinggang : Terasa nyeri di pinggang yang menjalar ke bawah
l. Abdoment : Tidak ada luka bekas operasi, Pembesaran sesuai
usia kehamilan, ibu mengatakan perutnya mulas.
2. Palpasi : Leopold I : TFU : Pertengahan PX – pusat,
difundus teraba lunak, tidak melenting berarti bokong
Leopold II : Pada bagian kanan teraba bagian kecil
(ekstrimitas pada bagian kiri teraba
keras, ada tahanan berarti punggung)
Leopold III: Bagian bawah teraba keras, bulat,
melenting berarti kepala.
Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP sebagian
(konvergen) penurunan kepala 1/5
dihodge.
Mc. Donal : 32 cm
TBJ : TFU – 11 x 155
32 – 11 x 155
3100 gr
kontraksi Uterus : 2 – 3 x/ 10 menit
lama 20 – 40 detik
teratur
3. Auskultasi
DJJ (+) frekuensi 135 x/ menit teratur
Punotum maximus : 3 jari di bawah pusat.
4. Perkusi
Reflek patela (+) kanan kiri
Reflek babinski (-) kanan kiri
5. Ekstrimitas : simetris kanan dan kiri, atas dan bawah.
6. Vulva : Tidak ada varises, tidak ada cacat dan oedema, ada
pengeluaran blood slym
7. Anus : Tidak ada hemoroid.
Pemeriksaan dalam : pukul 06.30 WIB oleh bidan
- Vulva : Tidaka da varis, tidak ada oedem, ada blood slym.
- Dinding vagina : Tidak ada kelainan, dan benjolan abnormal, ada
rugae.
- Portio : Lunak, tipis
- Servik : Pembukaan 3 cm
- Ketuban : (+)
- Presentasi : Kepala
- UUK : Kiri depan
- Penurunan bagian terendah di hodge.
II. Interprestasi Data Dasar
a. Diagnosa
G1P0A0 hamil minggu, inpartu kala I, presentasi kepala, fase aktif pukul
06.30 WIB, janin tunggal hidup intra uterin.
Dasar
Ds : - Ibu mengatakan ini kehamilan yagn pertama
- Ibu mengatakan perut bagian bawah mulas menjalar ke
punggung.
Do : - Portio tipis lunak
- Ketuban (+)
- Presenasi Kepala
- Penurunan bagian terendah di hodge
- Ada pengeluaran blood slym
- His kuat teratur, interval 2 – 3 x/ 10 menit teratur
- Pembukaan : 3 cm
- DJJ : 135 x/ menit teratur.
b. Masalah
1. Cemas
Dasar :
Ds : - Ibu mengatakan takut dan cemas dalam menghadapi
persalinan
Do : - Ibu terlihat menahan sakit dan gelisah, takut bila his timbul
- ibu dalam keadaan inpartu kala I
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri his
Dasar :
- His kuat dan teratur
- Ibu terlihat kesakitan bila his timbul
c. Kebutuhan
1. Nutrisi dan cairan
Dasar :
Ds : - Ibu mengatakan tidak nafsu makan karena perutnya mulas
Do : - Ibu terlihat lemah
- Ibu terlihat banyak mengeluarkan keringat
2. Penyuluhan untuk persiapan fisik dan mental dalam menghadapi
persalinan
Dasar :
- Ibu cemas
- His yang timbul semakin sering
- Pada pemeriksaan dalam ibu masuk dalam fase aktif
- Portio tipis dan lunak
- Penurunan kepada di hodge
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Tidak ada
IV. Identifikasi Kebutuhan Tindakan dan Kolaborasi Segera
Tidak ada
V. Rencana Management
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Siapkan alat, tempat, obat dan penolong persalinan
3. Observasi kala I dengan patograf
4. Posisi senyaman mungkin
5. Beri penyuluhan tentang teknik relaksasi
6. Beri dan bantu ibu untuk mengkonsumsi makan dan minum
7. Libatkan keluarga untuk memberi dukungan psikologis
8. Sarankan ibu untuk BAK.
VI. Implementasi
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu :
Pembukaan 3 cm, ibu dalam persalinan dan kelahiran bayi. Jelaskan pada ibu
bahwa proses kelahiran diperkirakan terjadi + 5 – 6 jam lagi.
2. Menyiapkan alat, tempat serta obat untuk persalinan
3. Mengawasi kala I dengan patograf yaitu :
- TD : tiap 4 jam
- Temp : tiap 2 jam
- Nadi : tiap 30 – 60 menit
- DJJ : tiap 30 menit
- His : tiap 30 menit
- Pembukaan servik : tiap 4 jam
- Penurunan Kepala : tiap 4 jam
4. Mengatur posisi senyaman ibu, jika ibu lelah dapat duduk, jongkok, miring
kiri
5. Memberi penyuluhan tentang teknik relaksasi. Saat his tarik nafas perlahan
dari hidung, hembuskan perlahan dari mulut.
6. Memberi ibu minum air putih atau susu.
7. Menganjurkan suami dan keluarga menemani dan memberi dukungan pada
ibu
8. Menyarankan ibu untuk BAK.
VII. Evaluasi
1. Ibu terlihat tenang setelah mendapat penjelasan tentang hasil pemeriksaan
2. Ruangan, alat, obat dan penolong persalinan telah siap
3. Hasil pengawasan kala I menunjukkan persalinan berjalan normal
4. Ibu telah mendapat posisi senyaman ibu
5. Ibu mau melakukan teknik relaksasi sehingga rasa sakit berkurang
6. Ibu mau minum minum yang diberikan
7. Setelah suami memberi dukungan ibu tampak tenang
8. Kandung kemih ibu kosong.
Catatan Perkembangan
Kala II tanggal 6 – 1 – 2006 pukul 14.00 WIB
S : - Ibu mengatakan ingin mengedan
- Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama
O : His : 3 – 4 x/ 10 menit, lama > 40 detik, teratur
DJJ : 145 x/ menit, teratur
Inspeksi : vulva membuka, perineum menonjol, anus mengembang
pada pukul 10.30 hasilnya :
- Dinding vagina : tidak ada kelainan
- Portio : tipis
- Pembukaan : 8 cm
- Ketukan : (-), jernih
- Presentasi : kepala, dihodge 3, 2/5
- TTV : TD : 120/80 mmHg
RR : 24 x/menit
Pols : 80x/menit
Temp : 370C
Pada pukul 14.00 WIB
- Dinding portio : tidak ada kelainan
- Portio : tidak teraba
- Pembukaan : 10 cm.
A : Diagnosa
G1P0A0 hamil, inpartu kala II, janin tunggal, hidup, intra uteri, memanjang,
presentasi kepala, penurunan kepala di hodge 3 2/5
Dasar :
- Ibu mengatakan hamil anak pertama
- Ibu ingin meneran
- His tambah sering 3 – 4 x/menit, lama > 40 detik, teratur,
- Pada inspeksi tampak : vulva membuka, perineum menonjol, anus
mengembang.
- Pada pukul 14.00 WIB, portio tidak teraba, pembukaan servik 10 cm,
presentasi kepala, penurunan kepala di Hodge IV
- Pada leopold : Puki, Kepala masuk PAP (Divergen)
- DJJ : 145x/menit teratur.
Masalah
Dasar : - Ibu mentatakan nyeri bertambah kuat dan lama
- Ibu tampak menahan sakit
- His 3-4x/10 menit, lama > 40 detik teratur
Kebutuhan :
1. Menjelaskan kondisi ibu sekarang
2. Memberi dukungan pada ibu
3. Menjaga kandung kencing tetap kosong
4. Penatalaksaan nyeri his
5. Memimpin meneran dan bernafas yang baik selama persalinan dan
melahirkan bayi
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini : bahwa ibu sudah dalam pembukaan lengkap
dan memasuki proses persalinan
2. Beri dukungan pada ibu : ibu harus semangat menjalani persalinan
3. Pimpin ibu untuk meneran, bila his timbul tangan merangkul paha, ibu
melihat kemaluan, mengedan seperti orang BAB keras.
4. Anjurkan ibu untuk tarik nafas dalam dari hidung dan hembuskan dari
mulut
5. Lahirkan bayi
- Bila kepala crowing, letakkan tangan kiri pada kepala bayi menahan
disymfisis agar tidak terjadi defleksi maximal, tangan kanan menahan
perineum.
- Bila kepalalahir lap muka dengan kasa steril
- Periksa apa ada lilitan tali pusat
- Tunggu putaran paksi luar
- Letakkan tangan biperietal, tarik ke bawah untuk bahu depan, tarik ke
atas untuk melahirkan bahu belakang, sesuai jalan lahir.
- Tangna kiri menopang kepala, leher dan lengan, tangan kanan
menyusuri punggung
- Lahirkan bayi seluruhnya pukul 14.30 WIB
- Keringkan bayi, potong tali pusat, ikat tali pusat
- Lakukan slym zumger
- Lakukan antropo metri
- Kenakan pakaian bayi, bedong.
Kala III
Tanggal 6 – 1 – 2006 pukul 14.40 WIB
S : - Ibu mengatakan ia merasa lega dan senang bayinya lahir selamat
- Ibu mengatakan perutnya masih mulas
O : Bayi lahir spontan, pervaginam, letak belakang, jenis kelamin perempuan
BB : 3100 gr
PB : 50 cm
Anus : (+)
Cacat : ( - )
Temp : 36,50C
Nilai Apgar I Nilai Apgar II
A 2 A 2
P 2 P 2
G 2 G 2
A 1 A 2
R 2 R 2
9 10
- Ibu tampak senang dan bahagia
TD : 120/80 mmHg Pols : 80x/menit
RR : 20x/menit Temp : 370C
- Placenta belum lahir
- Pada palpasi didapat - Uterus teraba bulat dan keras
- TFU : sepusat
A : Diagnosa
P1A0 partus spontan, pervaginam inpartu kala III
Dasar :
- Bayi baru lahir pukul : 14 .30 WIB
- Placenta belum lahir.
Masalah : tidak ada masalah
Kebutuhan :
1. Memberi injeksi oxitosin 10 U/IM
2. Masase fundus
3. Melakukan PTT
P : 1. Berikan injeksi oxitosin
2. Masase fundus
3. Melakukan PTT
4. Melahirkan placenta
5. jaga personal higiene
Kala IV
S : - Ibu mengatakan perut masih terasa mulas
O : - Pemeriksaan umum
- K/U baik
- TD : 120/80 mmHg RR : 120 x/menit
- Pols : 80x/menit Tempt : 370C
- Kandung kemih kosong
- TFU : 3 jari bawah pusat
- Perdarahan + 100 cc
- Kontraksi uterus baik
- Placenta lahir lengkap pukul 14.30 WIB
- Kotiledon dan selaput utuh.
- Panjang tali pusat : 47 cm
Lebar : 15 cm
Berat : + 500 gr
Insersi : marginal
- Keadaan jalan lahir : ada robekan jalan lahir
A : Diagnosa
P1A0 Partus spontan, inpartu kala IV
Dasar :
- Ibu partus spontan pervaginam pukul 14.30 WIB
- Placenta lahir lengkap
- Terdapat robekan perineum
Masalah
Ada robekan perineum
Dasar : - Pada inspeksi terdapat robekan pada perineum derajat II
- Yaitu mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum
Kebutuhan :
1. Heating perineum
2. Perawatan luka perineum
3. Observasijumlah perdarahan
4. Observasi keadaan ibu
P : 1. Lakukan heating perineum
2. Siapkan alat heating, lihat robekan dengan lampu sorot
3. Siapkan penjahitan, lakukan penjahitan
4. Periksa fundus
5. TFU 3 jari bawah pusat
6. Kontraksi uterus baik
7. Periksa kandung kemih
8. Observasi keadaan ibu, perdarahan, involusi uterus, TTV
9. Lakukan perawatan perineum, dengan merawat luka perineum dengan
kassa yang di beri povidan lodin 10%.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dalam kasus ini pada umumnya ditemukan kurangnya pengetahuan, ibu
tentang persalinan, sehingga masih banyak ditemui masalah yang terjadi seperti :
1. Kesalahan memimpin persalinan
2. Persalinan lama
3. Perdarahan
Oleh karena itu supaya hal itu tidak terjadi maka bidan harus bisa memberikan
asuhan kebidanan pada ibu bersalin yang benar dan tepat untuk mencegah timbulnya
masalah.
4.2 Saran
Dalam hal ini tenaga kesehatan terutama bidan harus bisa dan mengerti
tentang asuhan kebidanan apa saja yang harus diberikan pada ibu bersalin bidan juga
harus bisa mendokumentasikan semua tindakan dan perkembangan yang terjadi pada
ibu bersalin.
BAB V
PENUTUP
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayat-Nya penulis akhirnya
dapat menyelesaikan studi kasus Asuhan Kebidanan pada persalinan normal
tahun 2006.
Dalam hal ini penulis menyadari mungkin Studi kasus Asuhan Kebidanan ini
jauh dari kesempurnaan baik isi maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
penambahan pengetahuan di masa mendatang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi
bantuan, baik matrial maupun spiritual sehingga tersusunnya studi kasus asuhan
kebidanan ini dan semoga mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, akhir
kata, semoga studi kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Metro, Februari 2006
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
1. YBP – SP, 2002, Buku Acuan Nasional Pelatihan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta.
2. Obsetetri dan Ginekologi Unpad Bandung, 1983, Obstetri Fisiologi Elemen.
3. Prawirohardjo Sarwono, Ilmu Kebidanan, Penerbit YBS – SP, Jakarta, 2002
4. Manuaba, IBG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan, Jakarta : EGC, 1998.

0 comments:

Post a Comment