Thursday, January 29, 2015

Konsepsi

SEL  A. SEL TELUR (OVUM)
Saat ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah. Kadar esterogen yang tinggi meningkatkan gerakan tuba uterina, sehingga silia tuba tersebut dapat, menangkap ovum dan menggerakkannya sepanjang tuba menunggu rongga rahim. Ovum tidak dapat berjalan sendiri. Ada dua lapisan jaringan pelindung yang mengelilingi ovum. Lapisan pertama berupa membran tebal tidak berbentuk, yang disebut zona pelusida. Lingkaran luar yang disebut korona radiata, terdiri dari sel-sel oval yang dipersatukan oleh asam hialuronat. Ovum dianggap subur selama 24 jam setelah ovulasi. Apabila tidak difertilisasi oleh sperma, ovum bergenerasi dan direabrsorbsi.
Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis):
1.      Oogonia
2.      Oosit pertama (primary oocyte)
3.      Primary ovarian follicle
4.      Liquor folliculi
5.      Pematangan  kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum

Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah:
Bayi baru lahir : 750.000
Umur 6-15                   : 439.000
Umur 16-25                 : 159.000
Umur 26-35                 : 59.000
Umur 36-45                 : 34.000

Masa menopause         : semua hilang
Gambar: Ovum dan Sperma

B. SEL MANI (SPERMATOZOON)
1. Bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala: berbentuk lonjong agak gepeng seperti inti (nukleus): leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira 10 kali bagian kepala.
2. Ejakulasi pada hubungan seksual dalam kondisi normal mengakibatkan pengeluaran semen yang mengandung 200 sampai 500 juta sperma ke dalam vagina.
3.  Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ovum adalah 4 sampai 6 jam. Sperma akan tetap hidup dalam sistem reproduksi wanita selama 2 sampai 3 hari. Kebanyakan sperma akan hilang di vagina, di dalam lendir serviks, di endometrium, sperma memasuki saluran yang tidak memiliki ovum. Sewaktu sperma berjalan melalui tuba uterina, enzim-enzim yang dihasilkan di sana akan membantu kapasitasi sperma. Kapasitasi ialah perubahan fisiologi yang membuat lapisan pelindung lepas dari kepala sperma. sehingga terbentuk lubang kecil di akrosom, yang memungkinkan enzim (seperti hialuronidase) keluar. Enzim-enzim ini dibutuhkan agar sperma dapat menembus lapisan pelindung ovum fertilisasi.

Urutan pertumbuhan sperma (spermatogonesis):
1. Spermatogonium, membelah dua
2. Spermatosit pertama, membelah dua
3. Spermatosit kedua, membelah dua
4. Spermatid, kemudian tumbuh menjadi:
5. Spermatozoon 
Gambar: Spermatogenesis

C. FERTILISASI
Fertilisasi: suatu peristiwa penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur di tuba falopii.          
Konsepsi: suatu penyatuan satu telur dan sperma untuk menentukan awalnya kehamilan. Tetapi kejadian ini tidak terjadi hanya dengan sendirinya. Rangkaian kejadian sebenarnya terjadi didalamnya termasuk pembentukan gamet ( telur dan sperma ), ovulasi ( lepasnya telur ), penyatuan gamet dan implantasi embrio pada uterus. Hanya setelah seluruh kejadian ini berhasil maka proses perkembangan embrio dan fetal dimulai.

Proses Fertilisasi
a.      Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontaksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama.
b.     Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopii. Ovum yang dikelilingi oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5–10 µm, yang disebut zona pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah menjadi kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang ovum siap dibuahi apabila sperma mencapainya.
c.   Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi, karena sperma tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida (zone reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma.

Gambar: Fertilisasi

Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi :
1.      Reaksi zona / reaksi kortikal pada selaput zona pelusida
2.      Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang kemudian menjadi pronukleus wanita
3.      Inti sperma membesar membentuk pronukleus pria.
4.      Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5.      Pronukleus pria dan wanita. Masing – masing haploid, bersatu dan membentuk zygot yang memiliki jumlah DNA genap / diploid.
Gambar: Pembuahan Ovum (Obgyn: 2002)

Keterangan :
A, B, C dan D :  Ovum dengan korona radiata
E                     :  Ovum dimasuki spermatozoa
F dan G        : Pembentukan benda kutub kedua dan akan bersatunya kedua   pronukleus yang haploid untuk menjadi zigot

Hasil utama pembuahan :
1.      Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid dari ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal baru dengan jumlah kromosom diploid.
2.      Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom X atau Y yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
3.      Permulaan pembelahan dan stadium – stadium pembentukan dan perkembangan embrio (embriogenesis)

Pembelahan
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel–sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer. Sesudah 3 – 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira – kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi). Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel – sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan – jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta). Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela – sela inner cell mass merembes cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar. Pada stadium ini disebut embrioblas dan outer cell mass disebut trofoblas.
Gambar: Pembelahan Sel

D. IMPLANTASI
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel – sel trofoblast zigot tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus ( terjadi implantasi).

Gambar: Perkembangan dan Perjalanan Ovum

Keterangan :
A         : Oosit tidak bersegmen
B         : Fertilisasi
C         : Terbentuk pro-nuklei
D         : Pembelahan kumparan pertama
E          : Stadium 2 sel
F          : Stadium 4 sel
G         : Stadium 8 sel
H         : Morula
I & J    : Pembentukan blastokista
K         : Zona pelusida menghilang, implantasi terjadi

Zygot mengalami proses pembelahan mitosis beberapa kali, sampai terbentuk 16 sel yang akan menjadi  morula pada hari ke 3 – 4 setelah fertilisasi dan berlanjut terus sampai terbentuk trofoblast. Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, terjadi implantasi zigot dalam cavum uteri.

0 comments:

Post a Comment