Friday, November 23, 2012

Konsep Dasar Masa Nifas


A.    DEFINISI
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari (Prawirohardjo, 2002).
1.      Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
2.      Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
3.      Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).

B.     TUJUAN
Asuhan nifas bertujuan untuk  :
a.      Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.
b.      Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c.      Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang sehat.
d.     Memberikan pelayanan KB.
e.      Mempercepat involusi alat kandung.
f.       Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
g.      Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan.
h.      Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

C.    TAHAPAN MASA NIFAS
Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :
a.      Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
b.      Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
c.      Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.

Perubahan fisik masa nifas
-          Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim  (involusi)
-          Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
-          Kelelahan krn proses melahirkan.
-          Pembentukan ASI shg payudara membesar.
-          Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
-          Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
-          Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)

Perubahan psikis masa nifas
-          Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung stlh melahirkan sampai hari ke 2 (Fase Taking In)
-          Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul perasaan sedih (Baby Blues disebut Fase Taking Hold (hari ke 3 – 10)
-          Ibu merasa percaya diri utk merawat diri dan bayinya disebut Fase Letting Go.   (hari ke 10-akhir masa nifas).

Pengeluaran lochea terdiri dari :
-          Lochea rubra : hari ke  1 – 2.
Terdiri dari  darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium.
-          Lochea sanguinolenta  : hari ke 3 – 7
Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.
-          Lochea serosa : hari ke 7 – 14.
Berwarna kekuningan.
-          Lochea alba  : hari ke 14 – selesai nifas
Hanya merupakan cairan putih lochea yang  berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent.

D.    PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :
1.      Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
2.      Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3.      Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
4.      Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
5.      Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6.      Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7.      Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas.
8.      Memberikan asuhan kebidanan secara professional.
9.      Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam peranannya sebagai orang tua.

E.     PERAN DAN KEBIJAKAN TEKNIS
Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir. Untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah – masalah yang terjadi.
Tujuan kunjungan masa nifas yaitu:
1.      Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2.      Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3.      Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
4.      Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1.      Kunjungan I : 6 – 8 jam post partum
Tujuannya :
a.         Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b.        Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut.
c.         Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d.        Pemberian ASI awal.
e.         Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f.         Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
2.      Kunjungan II :  6 hari post partum
Tujuannya  :
a.         Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b.        Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c.         Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.
d.        Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.
e.         Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan  pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
3.      Kunjungan III : 2 minggu post partum
Tujuannya :  sama dengan di atas (6 hari setelah persalinan)
4.      Kunjungan IV: 6 minggu setelah persalinan.
Tujuannya :
a.         Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b.        Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).


0 comments:

Post a Comment