PURE KNOWLEDGE

Temukan kebahagiaan dalam hidup ini dengan berbagi.

BABY CARE

Dalam kehidupan kita ada satu warna seperti palet seorang pelukis; yang memberi makna kehidupan dan seni | Ini adalah warna cinta.

SENAM IBU HAMIL

Diantaranya ada senam kegel, berjalan kaki, senam jongkok, merangkak dan pose tailor.

VERNIKS CASEOSA

Verniks Caseosa membantu bayi agar tetap hangat.

PLASENTA

Sisi Maternal plasenta dengan lilitan tali pusar.

HERBAL BATH

Mandikan bayi dengan penuh Cinta.

DONOR ASI

Ayo bantu AIMI memerangi pemasaran susu formula yang tidak etis di Indonesia.

Friday, October 28, 2011

EPISIOTOMI



  • Tidak dilakukan secara rutin
  • Bila tidak tepat waktu dan prosedurnya salah, terjadi peningkatan jumlah perdarahan, laserasi derajat 3 atau 4 dan kejadian hematoma
  • Menyebabkan nyeri pasca persalinan
  • Meningkatkan resiko infeksi
Persiapan
  • Pertimbangkan indikasi episiotomi dan pastikan bahwa episiotomi penting untuk kesehatan dan kenyamanan ibu/bayi
  • Pastikan perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia dan steril
  • Gunakan teknik aseptik setiap saat, cuci tangan dan gunakan sarung tangan steril
  • Jelaskan kepada ibu alasan dilakukannya episiotomi dan diskusikan prosedurnya dengan ibu, berikan dukungan dan dorongan pada ibu
Indikasi
  • Terjadi gawat janin dan persalinan mungkin harus diselesaikan dengan bantuan alat (ekstraksi cunam atau vakum)
  • Adanya penyulit (distosia bahu, persalinan sungsang)
  • Adanya perut yang menghambat proses pengeluaran bayi
Jenis episiotomi
Medialis
Otot yang terpotong
  • M. Transversa perinei
  • M. Bulbocavernosi
  • M. Bulbococcygeal
  • M. Iliococcygei
Manfaat
  • Secara anatomis lebih alamiah
  • Menghindari pembuluh-pembuluh darah dan syaraf, jadi penyembuhan tidak terlalu sakit
  • Lebih mudah dijahit karena anatomis jaringan lebih mudah
  • Nyeri saat berhubungan (dispareunia) jarang terjadi
  • Kehilangan darah lebih sedikit
  • Jarang terjadi kesalahan penyembuhan
Bahaya
  • Jika meluas bisa memanjang sampai ke spincter ani yang mengakibatkan kehilangan darah lebih banyak, lebih sulit dijahit dan jika sampai spincter ani harus dirujuk
Mediolateralis
Pemotongan dimuali dari garis tengah fossa vestibula vagina ke posterior ditengah antara spina ischiadica dan anus. Dilakukan pada ibu yang memiliki perineum pendek,  pernah ruptur grade 3.
Manfaat
  • Perluasan laserasi akan lebih kecil kemungkinannya menjani spincter ani
Bahaya
  • Penyembuhan terasa lebih sakit dan lama
  • Mungkin kehilangan  darah lebih banyak
  • Jika dibandingkan dengan medialis (yang tidak sampai spincter ani) lebih sulit dijahit
  • Bekas luka parut kurang baik
  • Pelebaran introitus vagina
  • Kadangkala diikuti dispareunia (nyeri saat berhubungan)

AMNIOTOMI


Pemecahan selaput ketuban
  • Selama membran amnion masih utuh, bayi akan terlindung dari infeksi
  • Cairan amnion berfungsi sebagai perisai untuk melindungi bayi dari tekanan kontraksi uterus
  • Kantung ketuban akan pecah secara spontan
Istilah untuk menjelaskan penemuan cairan ketuban/selaput ketuban
  • Utuh (U), membran masih utuh, memberikan sedikit perlindungan kepada bayi uterus, tetapi tidak memberikan informasi tentang kondisi
  • Jernih (J), membran pecah dan tidak ada anoksia
  • Mekonium (M), cairan ketuban bercampur mekonium, menunjukkan adanya anoksia/anoksia kronis pada bayi
  • Darah (D), cairan ketuban bercampur dengan darah, bisa menunjukkan pecahnya pembuluh darah plasenta, trauma pada serviks atau trauma bayi
  • Kering (K), kantung ketuban bisa menunjukkan bahwa selaput ketuban sudah lama pecah atau postmaturitas janin
Alasan untuk menghindari pemecahan ketuban dini
  • Kemungkinan kompresi tali pusat
  • Molase yang meningkat serta kemungkinan kompresi kepala yang tidak merata
  • Tekanan yang meningkat pada janin mengakibatkan oksigenasi janin yang berkurang
Indikasi amniotomi
  • Jika ketuban belum pecah dan serviks telah membuka sepenuhnya
  • Akselerasi persalinan
  • Persalinan pervaginam menggunakan instrumen
Mekanisme amniotomi
  • Saat melakukan pemeriksaan dalam, sentuh ketuban yang menonjol, pastikan kepala telah engaged dan tidak teraba adanya tali pusat atau bagian-bagian kecil janin lainnya.
  • Pegang ½ klem kocher/kelly memakai tangan kiri dan memasukan kedalam vagina dengan perlindungan 2 jari tangan kanan yang mengenakan sarung tangan hingga menyentuh elaput ketuban
  • Saat kekuatan his sedang berkurang, dengan bantuan jari-jari tangan kanan, goreskan klem ½ kocher untuk menyobek 1-2 cm hingga pecah
  • Tarik keluar klem ½ kocher/kelly dengan tangan kiri dan rendam dalam larutan klorin 0,5%. Tetap pertahankan jari-jari tangan kanan didalam vagina untuk merasakan turunnya kepala janin dan memastikan tetap tidak teraba adanya tali pusat. Keluarkan jari tangan kanan dari vagina, setelah yakin bahwa kepala turun dan tidak teraba tali pusat. Cuci dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan klorin 0,5%
  • Periksa kembali denyut jantung janin

LOTUS BIRTH

Plasenta merupakan toko darah bagi bayi yang mengandung sel-sel induk, besi, oksigen, hormon dan enzim. 1/3 dari total suplai darah bayi berasal dari plasenta yang dialirkan melalui tali pusat.

Pengertian Kelahiran Lotus (Lotus Birth)
Setelah bayi lahir, tali pusat yang melekat pada bayi dan plasenta dibiarkan, tanpa dijepit atau dipotong, dan membiarkan tali pusat terlepas dari bayi secara alami. Tali pusat dan plasenta merupakan satu unit dan satu kesatuan yang membentuk bayi. Umumnya tali pusat terlepas secara alami dua atau tiga hari setelah kelahiran.

Plasenta yang baru dilahirkan biasanya mengeluarkan cairan, pada kelahiran Lotus, cairan itu di tampung dan disimpan di dalam waskom atau mangkuk, selanjutnya didekatkan pada bayi. Kain yang digunakan untuk menutupi plasenta haruslah memungkinkan terjadinya pertukaran udara, sehingga plasenta tidak berbau busuk dan menjadi kering. Ada yang menggunakan garam laut untuk mempercepat proses pengeringan plasenta. Kadang-kadang ada yang mengoleskan minyak esensial, seperti lavender atau bubuk tumbuh-tumbuhan seperti goldenseal, neem, dicampurkan dengan lavender sebagai anti bakteri. Kalau pengeringan plasenta tidak dilakukan secara baik, maka plasenta akan mengeluarkan bau tidak sedap. Bau tersebut dapat diatasi dengan penanaman plasenta secara langsung atau didinginkan (menyimpan dalam lemari es) setelah minggu pertama pasca persalinan. Kelahiran Lotus jarang dilakukan di rumah sakit. Lebih sering terjadi pada persalinan di rumah dan pusat-pusat kelahiran Lotus.

Sejarah Lotus Birth
Negara perintis Lotus birth adalah Amerika. Lotus birth dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi bayi dari infeksi luka yang terbuka. Meskipun Lotus birth ini merupakan suatu fenomena yang baru, tapi penundaan pemotongan tali pusat sudah ada dalam budaya Bali dan budaya suku Aborigin Australia. Dan keputusan Lotus birth serta dampak fisiologis yang dapat terjadi merupakan tanggung jawab dari klien yang telah memilih dan membuat keputusan tersebut.

Primatolog Jane Goodall, adalah orang pertama untuk melakukan apapun studi jangka panjang dari simpanse di alam bebas Pada hewan Simpanse, yang merupakan mamalia dengan 99% bahan genetik hampir sama dengan manusia, juga pada prakteknya membiarkan plasenta utuh, tidak merusaknya bahkan memotongnya. Hal itu dikenal dengan fakta primatologis. Beberapa praktisi kelahiran teratai simpanse merujuk kepada praktek sebagai latihan alami bagi manusia juga.

Informasi mengenai lotus birth ini terdapat dalam ajaran Budha, Hindu, Kristen serta Yahudi.
Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran teratai" digunakan untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha Gautama dan Padmasambhava (Lien Sen-hua), menekankan mereka masuk ke dunia sebagai utuh, anak-anak kudus. Kelahiran referensi teratai juga ditemukan dalam Hinduisme, misalnya dalam kisah kelahiran Wisnu.

Sampai sekarang belum ada penelitian lebih lanjut mengenai penyakit kuning dan kehilangan berat badan bayi karena tindakan Lotus birth.

Penghormatan terhadap plasenta di berbagai budaya
Beda bangsa, daerah dan suku beda pula penanganannya terhadap keberadaan ari-ari atau plasenta yang hadir ketika persalinan terjadi. Dalam dunia pengobatan barat, plasenta dianggap tidak lebih dari sekedar buangan rumah sakit, tapi mengakui adanya penanganan khusus yang diberlakukan di berbagai belahan dunia.

Diantara suku Navajo Indian barat daya, menjadi suatu kebiasaan untuk menguburkan plasenta bayi di keempat sudut kuburan keluarga yang dianggap mulia, sebagai suatu pengikat tanah leluhur dan masyarakat . Sementara suku Maori di Selandia Baru memiliki tradisi yang sama yaitu menguburkan plasenta di tanah yang masih belum tercemar. Dalam bahasa asli Maori kata untuk tanah dan plasenta tersebut adalah :whenua (baca: venua).

Suku pedalaman Bolivian Aymara dan Queche meyakini bahwa plasenta memiliki spirit tersendiri. Karenanya seorang suami harus memperlakukan plasenta tersebut dengan mencuci dan menguburkannya pada tempat yang terlindung dan tersembunyi. Jika ritual tersebut tidak dilakukan secara benar, keyakinan mereka adalah ibu atau bayi akan menjadi sakit atau bahkan mati.

Suku Ibo di Negiria dan Ghana memperlakukan plasenta sebagai kembaran dari bayi yang hidup, sementara plasenta tersebut adalah kembaran yang mati. Sehingga harus dikuburkan dengan ritual tertentu. Lain lagi di Filipina, plasenta dikuburkan dengan berbagai macam buku oleh ibunya. Ini suatu pengharapan bahwa kelak bayinya akan tumbuh menjadi anak yang pintar . Kondisi Filipina ternyata tidak berbeda jauh dengan beberapa masyarakat yang ada di Indonesia, dimana mereka menguburkan plasenta dilengkapi dengan buku, pensil dengan maksud agar kelak anak yang dilahirkan tersebut menjadi anak yang pintar.

Ironis lagi di Vietnam dan China plasenta disiapkan untuk dikonsumsi oleh ibu yang habis melahirkan. Masyarakat china dan Vietnam mempercayai, bahwa ibu yang baru melahirkan seharusnya merebus sendiri plasenta bayinya, kemudian dijadikan kaldu dan meminumnya untuk memperbaiki kualitas ASI nya.

Sementara di nusantara Indonesia, Ari-ari atau plasenta sering dianggap sebagai saudara bayi yang memeliharanya selama kehamilan berlangsung, bahkan tidak jarang plasenta mendapat perhatian khusus sesuai dengan adat kebiasaaan masyarakat yang berlaku. Sebagian masyarakat memperlakukan plasenta (ari-ari) dengan tatalaksana khusus, sebagai ungkapan terimakasih karena telah memelihara bayi sampai cukup bulan serta lahir ke dunia.
Perlakuan masyarakat Bali (beragama Hindu) terhadap ari-ari.
1. Setelah dibersihkan dimasukkan ke dalam kelapa yang telah di belah, sebagai lambang dunia dan isinya.
2. Diisi duri-duri, sehingga terhindar dari gangguan, ditambahkan rempah-rempah, dan diberi wewangian agar harum dan tidak berbau.
3. Di bungkus kain putih dan di tanam di depan rumah; sebelah kanan untuk laki-laki, sedangkan sebelah kiri untuk perempuan.
4. Selama 42 hari selalu di pasang lilin (malam hari), setiap hari ari-ari tersebut diberikan susu juga.

Perlakuan masyarakat Jawa terhadap ari-ari
1. Setelah ari-ari dibersihkan dimasukkan ke dalam kendi.
2. Di dalam kendi disertakan tulisan jawa/Abjad agar kelak nantinya bayi tersebut pandai.
3. Diberikan anget-anget dan duri sehingga pandangannya tajam.
4. Selanjutnya di tanam di depan rumah untuk bayi laki-laki selama 42 hari, dan di belakang rumah selama 36 hari untuk bayi perempuan.
5. Sebagian ada yang membuangnya ke sungai , sehingga bayi ini akan suka merantau.

Perlakuan masyarakat Nusa Tenggara Timur terhadap ari-ari
1. Ditaruh sekitar 3 bulan di atas perapian sampai kering.
2. Selanjutnya di tanam di sertai doa dan alat-tulis.

Alasan mengapa Lotus Birth dipilih:
Setiap ibu memiliki alasan sendiri. Berikut ini adalah beberapa alasan ibu untuk memilih Lotus Birth:
1.Ibu dan keluarga tidak ingin memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali pusat.
2.Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.
3.Penghormatan terhadap bayi dan plasenta.
4. Asumsi ibu bahwa dapat menjamin bayi mendapatkan volume darah optimal dan spesifik yang diperlukan bagi bayi.
5.Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh.
6.Mengurangi angka kesakitan bayi akibat infeksi nosokomial dari pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
7.Alasan rohani atau emosional.
8.Tradisi budaya yang harus dilakukan.
9.Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
10.Kemungkinan menurunkan risiko infeksi (Lotus Birth memastikan sistem tertutup antara plasenta, tali pusat, dan bayi sehingga tidak ada luka terbuka)
11.Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut (adanya luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan.sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal)

Manfaat dilakukannya Lotus Birth diantaranya :
1.Tali pusat dibiarkan sehingga memungkinkan terjadinya perpanjangan aliran darah ibu ke janin.
2.Oksigen vital yang melalui tali pusat dapat sampai ke bayi sebelum bayi benar-benar dapat mulai bernafas sendiri.
3.Lotus Birth juga memungkinkan bayi cepat untuk menangis segera setelah lahir.
4.Bayi tetap berada dekat ibu setelah kelahiran sehingga memungkinkan terjadinya waktu yang lebih lama untuk bounding attachment.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk terlepasnya tali pusatbila tali pusat dipotong segera, 9,56 hari, ketika berhenti berdenyut 7,16 hari, dan dibiarkan 3,75 hari.
Langkah dilakukannya Lotus Birth
Beberapa hal yang dilakukan dalam Lotus Birth diantaranya :
1.Bila bayi lahir, biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat berada sekitar leher bayi, cukup angkat tali tersebut.
2.Tunggu lahirnya plasenta secara alami.
3.Ketika plasenta lahir, tempatkan pada mangkuk di dekat ibu..
4.Tunggu transfusi penuh darah dari pusat ke bayi sebelum menangani plasenta.
5.Hati-hati dalam mencuci plasenta yaitu dengan menggunakan air hangat dan tepuk-tepuk sampai kering.
6.Tempatkan plasenta di tempat yang kering.
7.Letakkan plasenta pada bahan yang menyerap seperti sebuah popok atau kain kemudian letakkan dalam tas plasenta.. 8.Gendong bayi dan beri makan sesuai kebutuhannya.
9.Pakaikan bayi menggunakan pakaian yang longgar.
10.bayi dapat dimandikan seperti biasa, biarkan plasenta bersamanya.
11.Meminimalisir pergerakan bayi.

Sumber http://www.sarahjbuckley.com/ en.wikipedia.org/wiki/Lotus_birth http://www.lotusfertility.com

Thursday, October 6, 2011

ETIKA PROFESI KEBIDANAN DAN HUKUM KESEHATAN




SUB POKOK BAHASAN I
PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Beberapa istilah:

Etik                   : Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar dan salah  yang dianut suatu golongan atau masyarakat

Etika                  : Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban  moral  ( Akhlak)

Etis                    : Berhubungan ( sesuai ) dengan etika, sesuai dengan azas perilaku yang   disepakati  secara umum

Etiket                 : Cara untuk melakukan melaksanakan etika dengan sopan santun

Moral                 : Ajaran tentangbaik atau buruk yang diterima secara umum mengenai  perbuatan\,    sikap, kewajiban,dll,akhlak,budi pekerti, susila,

Hukum              : Peraturan  , undang-undang  atau adad yang secara resmi dianggab     mengikat, yang dikukuhkan oleh pengusaha atau pemerintah

Nilai                   : sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan 
                              hakikatnya , sifat-  
                              sifat    (sesuatu) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan ( contoh , kejujuran)

Norma               : Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat ,
                       
                                                     digunakan   sebagai panduan, tatanan, dan pengendali  tingkah laku yang sesuai.

Hak                    : Benar, milik, kepunyaan , kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu.

Kewajiban          :  Sesuatu yang harus dilaksanakan , keharusan ,

Nurani                : lubuk hati yang paling dalam ,perasaan hati yang murni

Tanggung Jawab : Keadaan wajib menanggung segala sesuatunya ( jika terjadi apa-apa   boleh dituntut , dipersilahkan, diperkarakan )
ETIKA

Etika    > dari bahasa Yunani ” Ethos ” Kebiasaan – Kebiasaan / tingkah laku manusia

Etika Secara Umum :
Istilah etik secara umum, digunakan sehari- hari pada hakekatnya berkaitan dgn falsafah, dan moral yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu. Sesuai dengan perubahan/perkembangan norma/nilai . Dikatakan kurun waktu tertentu karena etik dan moral bisa berubah dengan lewatnya waktu.

Etika Sosial ( Etika Profesi)
Merupakan Suatu pernyataan  komperhensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktik dalam bidang profesinya baik yang berhubungan dengan klien/ pasien , kelurga, masyarakat teman sejawat, profesi & dirinya sendiri

FUNGSI  ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

1)      Hati nurani...... bidan harus menjadikan nuraninya sebagai pedoman
Hati nurani paling mengetahui paling mengetahui kapan perbuatan individu melanggar Etika atau sesuai etika
2)      Untuk memecahkan suatu masalah dalam situasi yang sulit
3)      Mampu melakukan tindakan yang benar mencegah tindakan yang merugikan, memperlakukan manusia secara adil, menjelaskan dengan benar menepati janji yang telah disepakati , menjaga kerahasiaan.

SUMBER ETIKA
Etika merupakan cabang ilmu filsafat ...... bicara etika..... tidak bisa terlepas dari masalah moral dan hukum

KODE  ETIK
Kode Etik : adalah norma yang harus diindahkan setiap profesi dalam melaksanakan   
                    tugas profesinya dan hidupnya dimasyarakat.
                    Norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesinya tentang  
                    bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan laragannya. 
Kode Etik : Ssuatu kesepakatan  yang diterima dan dianut bersama kelompoknya
Kode Etik  : Disusun oleh profesi berdasarkan pada keyakinan dan kesadaran
                     profesional serta tanggung jawab yang berakar pada kekuatan moral
                     dan kemampuan manusia.

FUNGSI KODE ETIK
1.      Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik
2.      Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan dan d ipertimbangkan dalam memberi pelayanan
3.      Merupakan cara untuk mengevaluasi diri
4.      Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawat
5.      Menginformasikan kepada calon perawat dan bidan tentang nilai dan standar profesi
6.      Menginformasikan kepada  profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral.

TUJUAN KODE ETIK
1.      Menjujung tinggi martabat dan citra profesi
2.      Menjaga dan memelihara kesejahteran para anggota
3.      Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4.      Meningkatkan mutu profesi

Difinisi  Kode Etik
Kode etik Kebidanan Suatu pernyataan komperhensif profesiyang menuntut bidan melaksanakan praktek kebidanan baik yang  berhubungan dengan kesejahteraan kelurga , masyarakat, teman sejawat , profesi. Dan dirinya . Penetapan kode etik Kebidanan harus dilakukan daam Kongres (IBI) Ikata Bida Indonesia

Dasar Pembentukan
Disusun tahun  1986
Disyahkan dalam kongres Nasional  IBI  X tahun 1988
Petunjuk Pelaksanaan Kode EtikBidan disyahkan dalam rapat Kerja Nasional ( RAKERNAS) IBI tahun 1991

ISI  KODE  ETIK
7 Bab dan Beberapa bagian
1.      Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat ( 6 butir)
2.      Kewajiban terhadap tugasnya ( 3 butir)
3.       Kewajiban terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya ( 2 butir)
4.      Kewajiban terhadap  profesi ( 3 butir)
5.      Kewajiban terhadap  diri sendiri ( 2 butir)
6.      Kewajiban terhadap  pemerintah,nusa ,bangsa, dan tanah air ( 2 butir)
7.      Penutup


BAB I

Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat ( 6 butir)
  1. Setiap bidan senantiasa menjujung tinggi, menghayati, dan mengamalkan jabatan dalam melaksanakan tugas pengabdiannya
  2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan
  3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran ,tugas da tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, kelurga dan masyarakat
  4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
  5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan indentitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemanusiaan yang dimiliki
  6.  Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
       


BAB II

KEWAJIBAN  BIDAN  TERHADAP  TUGASNYA
1.      Setiap bidan senantiasa memberika pelayanan paripurna kepada klien, kelurga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimiliki berdasarkan kebutuhan klien kelurga dan masyarakat
2.      Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsoltasi atau rujukan.
3.      Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.



 BAB III

KEWAJIBAN  BIDAN  TERHADAP  SEJAWAT DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
1.      Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya  untuk menciptakan suasana kerja yang serasi
2.      Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.


BAB IV

KEWAJIBAN  BIDAN  TERHADAP 
SEJAWAT  PROFESINYA
1.      Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjujung tinggi citra profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2.      Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan  ilmu penetahuan dan teknologi
3.      Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya




BAB V
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1.Setiap bidan harus memelihara kesehatan agar dapat
    melaksanakan tugas profesinya dengan baik
      2.Setiap bidan seyoyanya berusaha untuk meningkatkan

       3.pengetahuan  dan ketrampilan sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi.



BAB VI
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP  PEMERINTAH
NUSA, BANGSA DAN TANAH AIR

1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
    ketentuan-ketentuan Pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam
    pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
2.Setiap bidan melalui profesnya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan kelurga.


BAB VII
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia




HAK, KEWAJIBAN , DAN TNGGUNG JAWAB

  Hak: adalah tuntunan seeag terhadap sesuatu yang merupakan  
            kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan, moralitas dan
            legalitas
Hak Dipandang Dari Sudut Hukum
Hak mempunyai atau memberi kekuasaan  tertentu untuk mengendalikan situasi, misalnya : seseorang mempunyai hak untuk masuk restoran, mempunyai kewajibn berlaku sopan.

PERANAN HAK-HAK
  1. Dapat digunakan pengekspresian kekuasaan dalam konflik antar seseorang dan kelompok
Contoh dr, dengan perawat
  1. Dapat digunakan pemberian pembenaran pada suatu tindakan
Contoh: Perawat masuk kamar PX terlalu lama mengapa ?
Jawab : Perawat memberikn Asuhan Keperawatan
  1.  Dapat digunakan menyelesakan masalah
  2. Contoh : Perawat melarang PX keluar , karena sudah malam

JENIS –JENIS HAK
1.      Hak bebas, hak orang untuk hidup sesuai dengan pilihan
2.      Hak 2 kesejahteraan , yang diberikan secara hukum
Contoh : PX dapat Askeb, masyarakat dapat air bersih
3.      Hak legeslatif: diterapkan oleh hukum berdasarkan konsep perdilan . Contoh:  Q  dgn KDRT
Hak Bidan:
a.       Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai  dengan profesinya
b.      Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standart profesi pada setiap tingkat/ jenjang pelayanan kesehatan
c.       Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan kode etik profesi
d.      Bidan berhak atas privasy/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan, baik oleh pasien, kelurga maupun provesi lain.
e.        Bidan berhak atas kesempatan meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun pelatihan
f.       Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang sesuai
g.      Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai


Kewajiban:
Sesuatu yang harus dilaksanakan , yang sudah diatur dalam Kode Rtik Bidan ada 7 Bab ( 18 butir )
Dalam melaukan praktek sehari –hari maka bidan berkewajiban  untuk :
Contoh:
  1. Bidan wajib mematuhi peraturan
  2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan
  3. Bidan wajib merujuk pasien
  4. Bidan wajib memberikan kesempatan pasien untuk didampingi suami atau kelurganya
  5. Bidan wajib memberkan kesempata ibadh sesuai dengan keyakinanannya
  6. Bidan wajib wajib merahasiakan segala sesuatu  yang diketauinya tentang seorag pasien
  7. Bidan wajib memberkan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapt timbul
  8. Bidan wajib meminta persetujuan yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin terjadi
  9. Bidan wajib mendukumntsikan asuhan kebidanan yang diberikan
  10. Bidan wajib mengikuti perkembangan iptek dan menambah ilmu pengetahuaannya melalui pendidikan berkesinambungan
  11. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak lain ada pihak yang terkait secara timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.


SUB POKOK BAHASAN KE II
NILAI PERSONAL DAN NILAI LUHUR PROFESI

PengertianNilai
  1. Sesuatu yang berharga dipegang, sedemikian rupa oleh seseorang sesuai degan tuntutan hati Nurani>
Contoh: Seapatu hadiah ultah
               Sepedah inila yang mengatarkan aku jadi Bidan
  1. Seperangkat keyakinan dari setiap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan , dan penghargaan dari suatu pemikiran, obyek ,atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.
Contoh:
Tugu Adi Pura di Jember (Simbol  Penghargaan Kota Jember terbersih diseluruh Indonesia, waktu itu )
  1. Keyakinan seseorag sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan mengenai ide- ide obyek, atau perilaku khusus, ( Znowski 1974)
Contoh :
Pembangunan LAPTER  di Jember  ( mangkrak)

Sifat : Pribadi , dipelajari sejak kecil berkembang sepajang hidupnya

Ciri-Ciri Nilai
1.Membentuk dasar perilaku seseorang
2.Nyata dari seseorag diperlihatkan melalui pola perilaku yang konsiten.
3.Menjadi kontrol internal bagi perilaku seseorang
4. Merupakan komponen bagi perilaku seseorang

Nilai-Nilai Yang Sangat Diperlukan Oleh  Bidan
1.      Kejujuran
2.      Lemah lembut
3.      Ketepatan setiap tindakan
4.      Menghargai orang lain

METODE MEMPELAJARI NILAI
Suatu sikap dapat menjadi suatu nilai apabila keyakinan tersebut memenuhi 7 kreteria:
1.      Menjujung dan menghargai keyakinan an perilaku seseorang
2.      Menegskan didepan umum apabila cocok
3.      Memilih dari berbagai alternatif
4.      Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
5.      Memilih secara bebas
6.      Bertindak
7.      Bertindak dengan pola konsisten



SUB POKOK BAHASAN III
ASPEK  LEGAL PELAYANAN KEBIDANAN
Tujuan:
Suatu persyaratan untuk melaksanakan praktek bidan peroragan dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai degan ketentuan 2 yang  sudah ditetapkan dalam per undang-undagan serta memberikan kejelasan batas 2 kewenangannya dalam menjalankan praktek kebidanan

Praktek Bidan:
Adalah pelayanan Kebidanan yg diberikan oleh bidan yg telah terdaftar dan memperoleh surat izin praktek bidan (SIPB) dari pemerintah  ( DINKES Setempat) untuk melaksanakan/ Praktek pelayanan Kebidanan secara mandiri, tetapi standart praktek mengacu kepada kopetensi Inti ( Care Competency)

Perijinan :
Adalah suatu peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.

Legislasi   :           
                     Adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada melalui serangkaian sertifikasi ( pengaturan kompetensi ), regestrasi (pengaturan kewenangan), dan lesensi ( pengaturan penyelanggaraan kewenangan)

Tujuan Legeslasi:
         1.Memperthankan kualitas pelayanan
         2.Memberi kewenangan
         3. Menjamin perlindungan hukum
         4. Meningkatkan profesionalime


Lisensi             :
                      Adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang teregestrasi untuk pelayanan mandiri.

Lesinsi  adalah pemberian ijin praktek sebelum diperkenankanmelakukan pekerjan yang telah ditetapkan (IBI)

Tujuan Lesensi
1.      Memberikan bats kewenangan
2.      Menetapkan saranan dan prasarana
3.      Meyakinkan klien

Registrasi        :
Adalah suatu proses dimana bidan harus ( wajib ) mendaftarkan diri pada kantor wilayah Departemen Kesehatan / Dinas Kesehatan propinsi untuk mendapatkan surat izin Bidan sebagai persyaratan menjalankan pekerjaan kebidanan dan mempermudah nomer registrasi ( Regestrasi menurut keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia nomor 900/MENKES/SK/VII/2002)

Masa berlaku registrasi :
SIB berlaku untuk masa 5 tahun dan setiap 5 tahun bidan yang bersangkutan harus melakukan registrasi ulang.

Otonomi  Dalam  Praktek  Kebidanan
Otonomi bidan adalah kekuasaan untuk mengatur persalinan peran dan fungsi bidan sesuai dengan kewenangan dan kompetensi yang dimiliki seorang bidan ( suatu bentuk mandiri dalam memberikan pelayanan)

Tujuan umum :           
Agar pada bidan mengetahui tugas otonomi atau mandiri independen sesuai dengan hal kewenangan berdasarkan undang-undang kesehatan yang berlaku

Tujuan khusus             :
  1. Untuk mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan
  2. Untuk menyusun rencana asuhan kebidanan
  3. Untuk melaksanakan dokumentasi kebidanan
  4. Untuk mengelola perawatan pasien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya.
  5. Untuk berperan sebagai anggota tim kesehatan
  6. Untuk mengikuti perkembangan kebidanan melalui penelitian.

Bentuk-Bentuk Otonomi Bidan Dalam Praktek Kebidanan
  1. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan
  2. Menyusun rencana asuhan kebidanan
  3. Melaksanakan asuhan kebidanan
  4. Melaksanakan dokumentasi kebidanan
  5. Mengelola keperawatan pasien dengan lingkup tanggung jawab

Faktor – faktor yang menunjang otonomi bidan
  1. Ditinjau dari bidan itu sendiri
a.     Faktor kesehatan
b.     Faktor skill
c.      Etika/perilaku
d.     Kemampuan pembiyayaan / dana
e.      Kewenangan bidan
  1. Segi birokrasi
  2. Perundang undangan.





SUB POKOK BAHASAN IV
ISSU ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Pengertian  Dan Bentuk Issue Etik
Etik merupakan bagian dari filosofi ang berhubungan erat degan nilai manusi dalam menghargai suatu tindakan.

Issu adalah : topik yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu  yang memungkinkan setiap orang mempunyai pendapat.

Masalah Etik Dalam Pelayanan Kebidanan
     
  1. Persetujuan dalam proses melahirkan
  2. Memilih atau mengambil keputusan dlm persalinan
  3. Kegagln dalam proses persalinan
  4. Pelaksanaan USG dalam Proses p[ersalinan
  5. Konsep normal pelayanan  Kebidanan
  6. Bidan dan pendidikan Sex

Masalah Etik Yag Berhubungan Dengan Tehnologi
1.      Perawatan intensif pada bayi
2.      Skrening bayi
3.      Trasnplantasi
4.      Tehnik reproduksi dan Kebidanan

Etik Berhubungan  Erat  Dengan Profesi
1.      Pengambilan keputusan dn penggunan etik
2.      Otonomi bidan dan kode etik profesional
3.      Etik dalam penelitian kebidanan
4.      Penelitian masalah kebidanan yang sinsitif

MORAL : berasal dari bahasa latin = ”MOS” = kebiasaan adat = ”MORAL” = etimologi dengan ”ETIK” keduanya mengandung arti adat kebiasaan = walaupun bahasa asalnya berbeda ( ”etik” = yunani) (”moral”=latin)

MORAL : adalah nilai – nilai dan norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Dilema Moral Menurut Campbell adalah suatu keadan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan yang membutuhkan pemecahan masalah.

Konflik Moral  menurut Johnson adalah konflik atau delema pada dsrya sama, kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana sering menyebabkan dilema.

Ketika mencari sulosi hrus megingat akan tanggung jawb profesionalisme:

1.      Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahteraan pasien atau klien
2.      Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilagkan sesuatu bagian  (omission ), disertai rasa tangung jawab, memprhatikan kondisi dan keamanan pasien atu klien.

SUB  POKOK BAHASAN V
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGHADAPI DILEMA ETIK / MORAL PELAYANN KEBIDANAN

Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada.
Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
  1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh
  2. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap nsuatu kasus
  3. Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.
  4. Wewenwng lebih bersifat rutinitas
  5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten

Faktor-Faktor  Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1.      Posisi/kedudukan
2.      Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil
3.      Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan
4.      Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
5.      Tujuan, antara atau obyektif

Kerangka Pengambilan Keputusan
Sistim pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktek suatu profesi. Keberadaan yang sangat penting, karena akan menentukan tindakan selanjutnya.

Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting karena dipengaruhi oleh 2 hal :
  1. Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat pribadi dan bidan bisa memenuhi kebutuhan.
  2. Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan.

Mengapa AKI AKB di Indonesia masih tinggi ? ada 3 keterlibatan pengambilan keputusan :
  1. Terlambat mengenali tanda – tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat untuk memulai pertolongan
  2. Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan
  3. Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba di tempat pelayanan.
Contoh : - Dokter tidak ada, persediaan darah di PMI habis
( Empat ) Tingkatan Kerja Pertimbangan Moral Dalam Pengambilan Keputusan Ketika Menghadapi Delima Etik.

TK I
Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan pada pengalaman atau
                                              pengalaman rekan kerja.

TK II
Peraturan         : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar), privasi,
                      kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati janji).
                     Bidan sangat familiar, tidak meninggalkan kode etik dan
                     panduan praktek profesi.

TK III
Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek kebidanan:
  1. ANTONOMY, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan pilihan individu.
  2. BENETICENCE, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain itu berbuat terbaik untuk orang lain.
  3. NON MALETICENCE, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan apapun kerugian pada orang lain.
  4. YUSTICE, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan. ( Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997)

Dasar Pengambilan keputusan :
  1. Ketidak sanggupan ( bersifat segera)
  2. Keterpaksaaan karena suatu krisis, yang menuntut sesuatu unutuk segera dilakukan.

Bentuk pengambilan keputusan :
  1. Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan, rencana dan masa depan, rencana bisnis dan lain-lain.
  2. Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan di dunia, klinik, dan komunitas.
  3. Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standart praktik kebidanan.

Pendekatan tradisional dalam pengambilan keputusan :
  1. Mengenal dan mengidentifikasi masalah
  2. Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan sekarang.
  3. Memperjelas hasil prioritas yang ingin dicapai.
  4. Mempertimbangkan pilihan yang ada.
  5. Mengevaluasi pilihan tersebut.
  6. Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya.

PENGAMBILAN  KEPUTUSAN  YANG  ETIS
Ciri 2nya:
1.Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
2.Sering menyangkut pilihn yang sukar
3. Tidak mungkin dielakkan
4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman,lingkungan sosial


MENGAPA KITA PERLU MENGERTI SITUASI:
 1.U/ menerapakan norma-norma terhadap situasi
2.U/ melakukan perbuatan yang tepat dan berguna
3.U/ mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan

Kesulitan Dalam   Mengerti Situasi :
1.      Kerumitan situasi  dan keterbatasan pengetauan kita
2.      Pengertian kita terhadp situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor 2 subyektif lain.

 Bagaimana Kita Memperbaiki Pengertian Kita Tentang Situasi:
             1.Melakukan penyelidikan yang memadahi
   2. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
   3. Memperluas pandangan tentang situasi
             4. Kepekaan terhadap pekerjaan
             5.Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis :
  1. Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh sendiri atau dengan orang lain.
  2. Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
  3. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
  4. Pilih solusi yang lebih baik.
  5. Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.

Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisipasi, atau rutin.

Pengambilan Keputusan Klinis Tergantung:
  1. Pengetahuan
  2. Latihan Praktek
  3. Pengalaman

Pengambilan Keputusan Klinis yang benar dan tepat:
  1. Menghindari pekerjan atau tindakan rutin yamng tidak sesuai dgn kebutuhan klien
  2. Meningkatkan efektitivitas dan efesiensi pelayanan yang diberikan
  3. Membiasakan Bidan berfikir dan bertindak sesuai standart
  4. Memberikan kepuasan pelanggan

Dalam Kasus Emergensi Dan Menghadapi Situasi Panik : ada 2 Hal
a.       Mempertimbangkan satu solusi berdasarkan pengalaman dimasa
Lampau
b.      Meninjau simpanan pengetahuan yg relevan dgn keadaan tsb

Langkah 2 Pengambilan Keputusan Klinis Menggunakan
1.      Penilaian ( pengumpulan informasi)
2.      DX ( Penafsiran)
3.      Perencanan
4.      Intervensi
5.      Evaluasi

TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUUSAN
1.      Teori  Utilitarisme:
 Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan, meminimalkan ketidaksenangan.
2.      Teori Deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila bertindak baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam hrus dikembalikan
3.      Teori Hedonisme:
Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap manusia mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.
4.      Teori Eudemonisme:
Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kiata