Adenomyosis adalah pertumbuhan sel-sel endometrium yang menembus jauh ke dalam otot uterus (miometrium) di dinding belakang (sisi posterior). Adenomyosis sering dijumpai pada wanita multipara dengan riwayat menorrhagia dan dismenorrhea dengan pembesaran uterus yang difus lebih dari dua kali ukuran normal (seperti hamil UK 12 minggu) dan sangat keras. Adenomyosis bersifat jinak dan tidak menyebabkan kanker. Bila masih bersifat lokal kondisinya disebut adenomyoma. Adenomyoma dapat terletak pada kedalaman yang berbeda dari otot uterus dan dapat menembus hingga ke dalam rongga uterus, menjadi tumor submukosa.
Gejala
Gejala adenomyosis yang umum yaitu menorrhagia, dismenorrhea dan pembesaran uterus. Gejala ini jarang terjadi pada kelainan ginekologis lain. Gejala klinis adenomyosis:
1. Asimtomatis
2. Perdarahan uterus yang abnormal (berhubungan dengan beratnya adenomiosis)
3. Dismenorrhea pada >50% wanita dengan adenomyosis
4. Gejala penekanan vesika urinaria dan usus dari uterus bulky (jarang)
5. Komplikasi infertilitas, keguguran dan hamil (meskipun begitu adenomyosis sering terjadi pada multipara)
1. Asimtomatis
2. Perdarahan uterus yang abnormal (berhubungan dengan beratnya adenomiosis)
3. Dismenorrhea pada >50% wanita dengan adenomyosis
4. Gejala penekanan vesika urinaria dan usus dari uterus bulky (jarang)
5. Komplikasi infertilitas, keguguran dan hamil (meskipun begitu adenomyosis sering terjadi pada multipara)
Diagnosis
Dalam kenyataannya, diagnosis klinis adenomyosis seringkali tidak ditegakkan (75%) atau overdiagnosis (35%). Sehingga adanya kecurigaan klinis adenomyosis dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan USG transvaginal dan MRI. Histerosalpingografi dan USG transabdominal memiliki sensitivitas yang rendah untuk memdiagnosa adenomyosis. MRI merupakan pemeriksaan yang paling akurat untuk evaluasi berbagai keadaan uterus. Hal ini karena kemampuannya dalam diferensiasi jaringan lunak. MRI dapat melihat anatomi internal uterus yang normal dan monitoring berbagai perubahan fisiologis.Reinhold dan rekannya memyimpulkan bahwa adenomyosis dapat didiagnosis dengan tingkat akurasi yang tinggi ketika ketebalan zona junctional >12 mm.
USG transvaginal dari uterus yang membesar dengan miometrium posterior menebal (panah).
USG transabdominal sagital dari uterus yang membesar dengan miometrium posterior menebal (panah).
Penatalaksanaan
Standar penatalaksanaan adenomyosis adalah histerektomi. Meskipun begitu, tantangan yang muncul saat ini adalah bagaimana mengurangi gejala pada wanita dengan menggunakan terapi obat-obatan konservatif atau memilih terapi pembedahan untuk mempertahankan fungsi fertilitas. Penggunaan pil kontrasepsi oral pada pasien adenomyosis dengan menorrhagia dan dismenorrhea dapat sedikit mengurangi keluhan. Penggunaan progestin dosis tinggi seperti pil oral norethindrone asetat jangka panjang atau medroxyprogesteron depo belum pernah diteliti sebagai terapi adenomyosis, tetapi peranan mereka sebagai terapi supresi hormon dapat sedikit banyak memicu regresi jaringan adenomyosis. Terapi bedah konservatif lainnya seperti eksisi otot adenomyosis, reduksi dan elektrokoagulasi dapat dilakukan namun tidaklah seefektif histerektomi karena kesulitan dalam mengeksisi dan mengkoagulasi fokus jaringan secara utuh. Hasil akhir dari segala prosedur ini telah menunjukkan angka keberhasilan menjadi hamil yang cukup rendah akibat reduksi volume uterus dan jaringan parut. Teknik terbaru seperti operasi sonografi dengan guidance MRI dan ambolisasi arteri uterina masih membutuhkan studi lebih lanjut. Saat ini, histerektomi tetap menjadi standard terapi dalam tatalaksana adenomyosis.
0 comments:
Post a Comment